MEI merupakan bulan penting dalam dunia pendidikan. Selain memperingati Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei, juga ada Hari Buku Nasional pada 17 Mei.
Ini menjadi deretan momentum sebelum memperingati Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei; menandai geliat gerakan aktivis cendekia pada masa awal perjuangan memerdekakan Indonesia.
Seiring dengan semangat itu, Pusat Belajar Guru (PBG) Bojonegoro dan PBG Tuban mendorong para pegiat pendidikan untuk menulis dan menghasilkan buku, melalui serangkaian pelatihan.
Hasilnya pun melebihi ekspektasi, guru-guru peserta pelatihan di Bojonegoro dan Tuban telah menelurkan 43 buku. Topiknya beragam, dari cerita tentang kisah keseharian guru, kumpulan cerpen, psikologi pendidikan, hingga metode pembelajaran berdasarkan pengalaman terbaik guru.
Ketua PBG Bojonegoro, Edy Dwi Susanto mengatakan, pelatihan menulis buku telah membantu pegiat pendidikan dalam mengolah referensi. Bahkan melakukan eksperimen untuk pelengkap bahan tulisan.
Menurutnya, dengan menulis buku, guru tidak hanya mengajar, tapi juga memberi contoh bagaimana menghasilkan karya. Selain itu, buku juga menjadi bahan penilaian dalam sertifikasi guru.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro, Hanafi, mengaku gembira melihat pelatihan ini berhasil menarik antusiasme guru.
“Buku yang dihasilkan sebagian besar bercerita tentang pengalaman keseharian guru, sehingga dapat menginspirasi guru lain,” tuturnya.
Misalnya buku berjudul “Bermain Di Kelas Mengapa Tidak?” karya guru SMP Negeri Sumberrejo Bojonegoro, Wiwik Dwi Rahayu. Melalui buku tersebut, Wiwik berbagi tips belajar bahasa Inggris yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Metode pembelajaran melalui bermacam permainan yang menguatkan memori siswa dalam menyerap kosa kata.
Untuk mengapresiasi keberhasilan guru dalam serangkaian program tersebut, PBG Bojonegoro dan PBG Tuban menyelenggarakan acara bertajuk Gelar Puncak Karya. Sebuah kegiatan yang berisi seminar, bedah buku, dan pameran media karya pembelajaran.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Bojonegoro pada 6 April, sedangkan di Tuban pada 3 Mei 2019 lalu.
Dukungan EMCL pada guru dan buku
Pendirian Pusat Belajar Guru (PBG) tidak lepas dari peran operator Lapangan Migas Banyu Urip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Bersama dengan Dinas Pendidikan dari kedua kabupaten dan atas persetujuan serta dukungan SKK Migas, pada penghujung tahun 2013 EMCL melatih sejumlah guru untuk dijadikan “Guru Ahli” dan pengelola PBG. Guna menunjang kegiatan Guru Ahli, Pemkab Tuban mempersilakan EMCL untuk merenovasi sebuah gedung sekolah di Jalan Panglima Sudirman no. 283 yang kini menjadi PBG Tuban.
Hal yang sama juga dilakukan Pemkab Bojonegoro sehingga bekas gedung SMPN 2 yang terletak di Jalan Rajawali no. 3 kini dialihfungsikan menjadi PBG Bojonegoro.
Pada tahun 2018, EMCL menyelanggarakan program peningkatan kapasitas guru seperti lokakarya dan studi banding. Meliputi lokakarya bahan ajar berbasis IT, kesehatan reproduksi, assessment, literasi, dan pendidikan karakter. Ditambah lomba kreativitas guru, seminar penelitian dan pengembangan, serta bimbingan teknis penulisan artikel.
Selain itu, para guru melakukan studi banding ke Sekolah Madania di Bogor, Metode pendidikan Montessory di Andalusia Malang, dan studi pelestarian lingkungan hidup di PPLH Seloliman, Trawas Mojokerto.
External Affairs Manager EMCL, Dave A. Seta mengatakan, EMCL berkomitmen mendukung pemerintah dalam upaya pengembangan pendidikan.
Terlebih pada pengembangan kapasitas guru.
Menurutnya, guru merupakan kunci sukses dalam peningkatan kualitas pendidikan.
“Untuk itu, karya-karya para guru patut diapresiasi, terutama guru yang menorehkan karyanya lewat buku,” paparnya.
Untuk menunjang ketersediaan literatur, EMCL juga membantu lebih dari 7.000 buku untuk sekolah dan perpustakaan di berbagai instansi pendidikan.
“Semua dukungan ini merupakan komitmen industri hulu migas dalam membantu Pemerintah untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat,” pungkas Dave. (*/ad)