Gerakan “Gresik Tolak Plastik Sekali Pakai’

GresikDerakpos-Permasalahan sampah, terutama plastik sudah menjadi problem yang ramai dibicarakan baik nasional maupun internasional.

Ketua Gerakan River Warrior Indonesia (Rewind),
Rhara Bening Sandrina mengatakan, plastik adalah komponen yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dapat terurai, dan diperkirakan terdapat 3,2 ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahun.

“Hal ini menjadikan Indonesia penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China”, katanya, Kamis, (6/2).

Menyadari permasalahan ini, sudah banyak gerakan pengurangan plastik sekali pakai yang diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia seperti Banjarmasin, Balikpapan, Jambi, Bogor, dan Bali.

Sedangkan Ibu kota Jakarta, /lanjut dia, mulai Juli 2020 akan memberlakukan peraturan kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di swalayan dan pasar rakyat.

“Sampah plastik juga menjadi permasalahan yang harus diselesaikan di Kabupaten Gresik,”kata dia.

Di Gresik Selatan, yaitu Wringinanom, Driyorejo, dan Kedameanjamak ditemukan tumpukan sampah plastik yang dibuang sembarangan, baik di bantaran sungai, pemukiman warga, dan sepanjang jalan.

Masalah ini juga disebabkan karena lokasi Gresik selatanĀ  jauh dari pusat kota Gresik sehingga kurang perhatian oleh pemerintah sehingga Transportasi pengangkutan sampah jarang ditemukan di Gresik Selatan.
Masyarakat di Gresik Selatan rata rata menangani sampah rumah tangga yang dihasilkan dengan dibuang ke sungai atau dibakar di pekarangan. Sering juga ditemukan tungku pembakaran di sekitar pemukiman warga untuk mengatasi masalah sampah.

Menurut hasil penelitian Ecoton, 60% sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh warga berjenis sampah organik, 20% adalah sampah recycleable atau sampah yang dapat didaur ulang, dan sisanya kurang dari 20% adalah sampah residual seperti popok.

“Melihat permasalahan ini, saya merasa prihatin dengan kondisi ini dan berinisiasi untuk melakukan gerakan “Gresik Tolak Plastik Sekali Pakai”.

Diawali dengan membuat survei berupa kuisioner yang dapat diakses melalui bit.ly/Tolak PlastikGresik . Responden berasal dari masyarakat Gresik rentang usia 16-20 tahun. Sampai 1 Februari 2020 sebanyak 194 responden sudah mengisi kuisioner tersebut. hasil kuisioner menunjukkan bahwa masyarakat Gresik sudah banyak yang mengetahui dampak negatif dari plastik sekali pakai.

Responden juga menilai bahwa penanganan sampah di Gresik masih buruk. Hasil dari kuisioner menunjukkan bahwa 99% responden setuju dan mendukung gerakan dan peraturan pelarangan plastik sekali pakai di Kabupaten Gresik terutama di sekolah. Menurut 72% responden jenis sampah plastik yang harus dikurangi penggunaannya terlebih dahulu adalah plastik jenis kresek, selanjutnya 58% responden setuju jika sedotan juga harus dilarang, 56% setuju jika botol plastik juga ikut dilarang, dan yang terakhir 55% setuju jika styrofoam juga harus dilarang penggunaannya.

Maka dari itu, solusi yang dapat dilakukan pemerintah Gresik untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menjadikan Gresik sebagai wilayah ke 23 di Indonesia yang melarang plastik adalah dengan
Gerakan Top down and Bottom Up (Selain dengan dukungan pemerintah juga perlu gerakan oleh masyarakat) yaitu :

Memberlakukan peraturan
pelarangan Plastik sekali pakai jenis kresek di seluruh swalayan, retail modern, toko kelontong, dan Pasar tradisional di Kabupaten Gresik
Sedangkan lll as on itu juga menggalakkan gerakan Gresik Tolak Plastik sekali pakai, di mana masyarakat didorong untuk mulai menyetop penggunaan plastik sekali pakai Gerakan pelarangan plastik sekali pakai di Gresik dapat disebut River Warrior Indonesia ( REWIND) yaitu gerakan kembali ke gaya hidup sebelum penggunaan plastik sekali pakai, bisa dengan membawa botol minum dan kotak makan, tidak menggunakan sedotan plastik atau beralih menggunakan sedotan bambu, dan dengan membawa tas belanja.

“Menerapkan peraturan yang melarang plastik sekali pakai di semua sekolah di Kabupaten Gresik,”ujar Thara.(d/2).

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *