Gresik Tanam 50 Ribu Mangrove di Pantai Ujungpangkah

GresikDetakpos – Bupati Gresik, Jawa Timur, Mohammad Qosim memimpin penanaman 50 ribu bibit mangrobe di pesisir Pantai Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kamis (17/10).

Ia didampingi Komandan Kodim 0817 Letkol Infantri Budi Handoko Bersama perwakilan forkopimda dan pihak Saka Indonesia Pangkah Limited mengawali penanaman bibit mangrove.

“Saya bangga karena masyarakat sadar untuk menjaga alam. Sebetulnya alam dan seisinya ini akan bertasbih kepada Allah dan mendoakan kita. Semoga upaya ini bisa memberikan sumbangsih kepada masayarakat terutama bertambahnya oksigen di alam. Dan yang penting, anak cucu kita akan mendapat manfaat dari yang kita tanam hari ini,” kata Mohammad Qosim.

Ratusan masyarakat nelayan di daerah etempat secara serempak juga melakukan penanaman bibit mangrove.

Keberhasilan PGN Saka dalam pengembangan mangrove ini telah terbukti, yaitu pada penanaman 10 ribu bibit mangrove yang ditanam pada 2016 . Saat ini ditempat itu sudah berdiri ekowisata mangrove yang cukup representatif.

Tahun 2019 ini, jumlah bibit mangrove yang ditanam mencapai 50 ribu batang.

Menurut Direktur Bisnis Developmen PGN Saka Susmono Sutrisno, program ini dilaksanakan sebagai sumbangsih perusahaannya untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama kelestarian biota laut.

“Tanpa masyarakat kami tidak bisa apa-apa. Kami sadar bahwa wilayah tempat usaha kami perlu dijaga kelestariannya, terutama biota laut sebagai lingkungan ekonomi nelayan. Untuk meminimalisir potensi dampak lingkungan terutama perairan, kami mengajak masyarakat nelayan ini untuk menanam mangrove ini,” kata dia menjelaskan.

Menurutnya, selain untuk mencegah abrasi penanaman mangrove ini juga dapat meminimalisir dampak pemanasan global serta terjaganya biota laut untuk berkembang biak ikan dan kepiting.

Tokoh masyarakat nelayan setempat Abdul Muqni (54) menyatakan bahwa pihaknya sangat bersyukur atas perhatian PGN Saka memberikan program penanaman mangrove ini.

“Berawal dari kesulitan kami para nelayan dalam menangkap kepiting yang saat itu selalu tidak mendapat hasil. Sementara kami tidak bisa berbuat banyak mengingat kami tidak punya kemampuan untuk melakukan penanaman. Saat itu tahun 2013 kami diajak PGN Saka untuk belajar pembibitan dan penanaman mangrove ini. Alhamdulillah, semua nelayan disini sangat mendukung” katanya mengenang.

Saat ini Abdul Muqny sudah mampu mengidentifikasi 34 jenis mangrove di Banyuurip. Namun demikian yang paling cocok dikembangkan ada 18 jenis mangrove sejati. (*/sdm)

Editor: Redaksi/Agus S

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *