37 Ribu Kontraktor Bangkrut, Ancam Perekonomian Nasional

JakartaDetakpos-Ambruknya puluhan ribu perusahaan kontraktor, bisa mengancam sektor perbankkan serta perekonomian nasional.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Girindra Arief Poyuono mengatakan hal itu menanggapi pernyataanGabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) yang mencatat sebanyak 37.000 perusahaan kontraktor swasta mengalami kebangkrutan dalam tiga tahun terakhir.

Menurut Wakil Ketua Umum III Gapensi Bambang Rahmadi, data tersebut dilihat dari penurunan jumlah anggota Gapensi dari sekitar 80.000 saat ini tinggal 43.000 anggota.

Ketua Umum DPP Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu mengatakan, ”Sebagai bukti kalau pembangunan infrastruktur tidak memberikan efek positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional,”ungkap dia, Jumat (16/3).

Dengan fakta pelaku usaha sektor infrastruktur kontraktor bangkrut, lanjut dia, maka efeknya sangat negatif terhadap perekonomian nasional. Pertama, menurut dia, menambah jumlah pengangguran nasional mencapai jutaan pekerja di sektor Infrastruktur, jika diasumsikan satu perusahaan kontraktor mempekerjakan 100 karyawan.

Kedua, menurutnya, akan menyebabkan ”kejang kejang” sektor perbankan nasional akibat kredit macet yang disebabkan kebangkrutan 37 ribu kontraktor.

Menurutnya, alat alat berat yang dimiliki perusahaan kontraktor dibiayai oleh kredit perbankan begitu juga kredit modal kerja yang diberikan perbankan pada saat kontraktor menang tender pekerjaan.

”Juga akan terkena kredit macet akibat terlambat bayar atau tidak dibayar,”tutur Arief.”Artinya inilah yang disebut the  Doomdays of  Economic yang disebabkan oleh kebangkrutan pelaku usaha sektor infrastruktur,”tutur Arief.

Terkait lebih banyak porsi delapan BUMN yang mendapatkan proyek  infrastruktur dia menilai sudah tepat.” Tapi sayangnya sejumlah BUMN tersebut juga kesulitan modal kerja untuk mengerjakan proyek Infrastruktur,”tambahnya.

Adapun BUMN yang joint venture dengan asing juga banyak proyek yang mangkrak. Contoh proyek kereta API cepat belum ada satu rupiah pun dana investor China yang turun. Lalu proyek LRT Bogor-Bekasi-Jakarta,  yang dikerjakan Adi Karya,lanjut dia, sampai hari ini tidak laku ditawarkan ke investor untuk menanamkan dana karena memang tidak ekonomis waktu pengembalian investasinya

.”Lalu proyek 35000 megawatt. Juga banyak yang belum terealisasi Paling Paling sampai 2019 cuma 1000 megawatt yang terealisasi,”tutur Arief.

Selama ini, menurut Arief, proyek infrastruktur yang selesai diresmikan adalah  proyek Infrastruktur program SBY yang sudah jalan dan selesai di era Presiden Joko Widodo. ”Jadi lihat saja program infrastruktur Joko Widodo akan banyak mangkrak nantinya,”tutup Arief Poyuono.(d2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *