Buah Porang Nganjuk 100 Persen Ekspor

NganjukDetakpos– Kawasan hutan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, tepatnya Desa Bendoasri, Kecamatan Rejoso, seluas 600 hektare tanaman porang dikunujugi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, kemarin sore.

Tanaman Porang ini merupakan produk unggulan Jawa Timur yang seratus persen hasilnya diekspor ke luar negeri.

Tamanan jenis umbi-umbian ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung di Jepang, kosmetik, penjernih air, bahan pembuatan lem, dan jelly.

Lahan tanaman yang dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Artomoro dan Trimulyo mengalami banyak masalah yang siap difasilitasi oleh Pemprov.

Porang adalah komoditas yang belum banyak diketahui. Padahal keunggulan Jawa Timur dan seratus persen buahnya diekspor,” kata Khofifah di tengah hutan yang ditanamani porang siap panen.

Gubernur perempuan pertama Jawa Timur meninjau langsung dan melihat bagaimana tanaman porang dibudidayakan.

“Maka saya harap kataknya, yaitu biji yang nanti bisa ditanam lagi, jangan sampai dilepas ke luar, sehingga kita akan fokus porang ini sebagai produk unggulan Jawa Timur,” tegas Khofifah.

Untuk itu, ia siap membuat regulasi untuk melarang pengiriman ekspor biji atau katak yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman porang.

Khofifah pun banyak menerima keluhan penyakit yang menyerang tanaman porang. Dampaknya, penyakit tanaman ini bisa menurunkan 75 persen produksi porang.

Jika semula per hektare menghasilkan porang sebanyak 15 ton, gara-gara penyakit  produksi panen porang hanya tersisa 5 ton per hektare.

“Nah untuk masalah ini saya akan tugaskan Kepala Dinas Kehutanan karena memang sudah dalam komitmen akan bertemu dengan tim dari Universitas Brawijaya.

“Kalau bisa pusat studinya tetap jalan, namun saya ingin Universitas Brawijaya mengirim tim kalau ada yang mau menulis penelitian untuk S1, S2 dengan kajian khusus porang sehingga kita punya center of excellent untuk porang dan mengatasi masalah petani,” katanya.

Sebab sampai saat ini petani belum bisa mengatasi penyakit tanaman porang. Lantaran belum ada yang mengkaji apa obat yang tepat.

Tidak hanya itu, untuk memfasilitasi para petani porang pascapanen, Khofifah siap mengirimkan bantuan berupa slicer atau perajang dan oven.

Tujuannya untuk meningkatkan nilai ekonomis porang saat dijual ke pengepul atau ke konsumen.

Selama ini petani kerap mengalami kesulitan mengeringkan porang. Padahal harga jual saat kondisi kering bisa mencapai lima kali lipat.

Sumber: Nawabakti

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *