Surabaya–Detakpos-Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menekankan pentingnya mencintai produk-produk dalam negeri.
Hal ini penting dilakukan karena jika tidak diawali dari masyarakat lokal, maka orang luar juga akan sulit mencintai produk lokal Indonesia khususnya Jawa Timur.
“Jangan harap orang luar akan mencintai produk kita, jika kita tidak bangga dan cinta pada produk lokal kita,” tegas Emil sapaan akrab Wagub Jatim saat menjadi pemateri di acara Indonesia Islamic Bisnis Forum (IIBF) di DBL Arena, Surabaya, kemarin.
Emil menjelaskan, saat ini ekspor Indonesia masih kalah dengan Vietnam dan Thailand. Karena masih sedikit orang Indonesia yang menyukai dan bahkan membeli barang produk lokal. Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran dari seluruh masyarakat untuk terus mencintai produk lokal.
“Kita butuh militansi dan terus membangun kesadaran lokal untuk mencintai produk dalam negeri. Karenanya, ijin usaha di dalam negeri tidak boleh dipersulit. Misalnya, jika produk dalam negeri belum bisa mendapat SNI maka harus terus dibina,” urainya.
Masih menurut Emil, untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri, maka kuncinya adalah ada pada inovasi dan produktivitas.
Untuk itu, Pemprov Jatim di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah dan dirinya menggagas program Belanja Inovasi (Belanova). Program ini dihadirkan untuk mendukung gairah penelitian dan inovasi.
“Melalui program ini kami dapat membeli produk yang dihasilkan dengan catatan sudah siap digunakan meskipun belum sempurna. Kami juga akan terus menyempurnakan produk tersebut, sehingga bisa siap bersaing di pasar global,” terang mantan Bupati Trenggalek ini.
Selain itu, terang Emil, Pemprov Jatim juga meluncurkan program One Pesantren One Product (OPOP) untuk meningkatkan kesejahteraan berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, serta alumni pesantren dan masyarakat.
Dengan demikian, pesantren akan bisa memenuhi bahkan memproduksi kebutuhannya sendiri sehingga akan tercipta kemandirian pesantren.
“Bisa kita bayangkan jika seluruh pesantren ini kompak dan sepakat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, maka akan tercipta sinergitas dan kesolidan antar pesantren. Dan ini merupkan bentuk kebangkitan ekonomi yang akan kita dorong,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Emil, pihaknya juga meminta kepada gerakan Beli Indonesia untuk memetakan produk apa saja yang sudah siap digunakan untuk diperluas pasarnya. Nantinya, produk-produk tersebut akan dipetakan potensi maupun kendala yang dihadapi. Bahkan, dirinya menyebut, upaya ini sebagai gerakan menyukseskan 1.000 produk asli Jatim.
“Pemerintah akan terus berusaha mempermudah dan memperlancar dunia usaha yang ada di Jatim. Dengan ditunjang peningkatan kualitas SDM yang ada. Hal ini kita perlu lakukan untuk memastikan bahwa bonus demografi tidak akan jadi boomerang bagi kita sendiri,” pungkas Emil.
Sumber: Humaspemprovjatim