Harga BBM di Indonesia Lebih Mahal Dibanding Vietnam, Thailand dan Myanmar

JakartaDetakpos-Mulai hari Minggu 1 Juli 2018, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Revisi harga BBM nonsubsidi mengalami kenaikan per liternya, BBM nonsubsidi yang dimaksud adalah Pertamax naik Rp. 800, dan Dexlite naik Rp. 1000 Perliternya.

Sedangkan untuk jenis BBM Pertalite, Premium, dan Solar tidak mengalami perubahan, tetap dengan harga yang sama.Harga BBM per 1 Juli 2018, Pertamax: Rp. 8.900 menjadi Rp 9.700, Perliter. Dexlite: Rp. 8.200 menjadi Rp. 9.200 Perliter.Pertalite: 8.000 Dex: 10.750Solar NPSO: 8.150 dan Minyak tanah NPSO: 11.660.

Mahalnya harga BBM ini menjaji sorotan partai oposisi Gerindra. Wakil Ketua Umum Arief Poyuono menduga ini akibat mafia import minyak BBM, sehingga tidak bisa terkendali dan menyebabkan harga BBM di Indonesia lebih mahal dibanding di Vietnam ,Thailand dan Myanmar.

Diduga, menurut Arief, ada perusahaan milik pimpinan partai politik yang menguasai import BBM di Pertamina ”Jadi pembubaran Petral cuma untuk menganti mafia rente import BBM yang ujung ujungnya untuk dana Pilpres Dan pileg nanti,”ujar Arief via WA di Jakarta, Selasa (3/7).

Menurut Arief, rakyat mulai diperas dengan harga BBM yang mahal. Padahal harga BBM di negara negara yang sama sama pengimpor tidak semahal di Indonesia.

Dikatakan, naiknya harga BBM juga diakibatkan oleh nilai kurs dolar AS terhadap rupiah yang gagal dikendalikan menjadi di bawah Rp 10 ribu seperti janji Joko Widodo saat Pilpres 2014.

”Nah sekarang tinggal masyarakat mau BBM sampai Rp 15 ribu perliter dan dolar AS dihargai Rp 15 ribu ke atas , pabrik pada tutup, tarif tol mahal,”paparnya.(dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *