Remitansi TKI Semestet I 2017 Capai Rp 57, 6 Triliun 

JakartaDetakpos-Badan Nasional Penempatandan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat mencapai Rp 57.618.350.655.569,- kiriman uang (remitansi) tenaga kerja Indonesia (TKI) terhitung Januari sampai Juni 2017. Dalam bentuk kurs dolar AS, pada periode Juni 2017 ini, jumlah remitansi masuk ke Indonesia  4,3 miliar dolar AS.

Demikian Kepala Bagian Humas BNP2TKI, Servulus Bobo Riti mengatakan kepada pers di Jakarta Sabtu, (30/9/2017)“Remitansi ini didasarkan pada laporan Bank Indonesia tentang uang yang dikirim oleh para TKI melalui jasa perbankan atau yang tercatat di perbankan,” ujar dia.

Artinya itu data resmi. Belum terhitung pola tradisional yang masih berlaku yaitu uang yang dibawa langsung oleh TKI atau uang yang dititipkan oleh TKI kepada keluarga melalui TKI yang pulang ke daerah asal mereka.

Selain itu, lebih lanjut Servulus Bobo Riti menyatakan, belum semua TKI mengenal mekanisme pengiriman uang dengan menggunakan jasa perbankan. Masih banyak TKI yang ditengarai dalam mengirimkan uang menggunakan jasa non perbankan seperti titip teman yang pulang ke Indonesia.

Berkaitan hal ini, BNP2TKI selalu mensosialisasikan kepada calon TKI agar memanfaatkan jasa perbankan dalam pengiriman uangnya.Jika dibandingkan pada periode yang sama yakni Juni 2016, jumlah remitansi yang mengalir ke seluruh pelosok Indonesia, terutama di daerah-daerah sumber TKI, mengalami penurunan sebanyak Rp 4, 3 triliun.

Penurunan ini terjadi, antara lain disebabkan karena kebijakan pemerintah yang memprioritaskan penempatan TKI formal, jumlah penempatan TKI ke luar negeri yang mengalami penurunan pada periode yang sama antara 2016 dan 2017, dampak nyata dari kebijakan penutupan penempatan TKI informal ke negara kawasan Timur Tengah, maupun faktor terbatasnya peluang kerja bagi tenaga kerja asing di beberapa negara penempatan TKI karena keadaan ekonomi yang fluktuatif.  

Ditambahkan Servulus Bobo Riti, bahwa dari sisi kawasan yang terbanyak mengirimkan uang berasal dari negara kawasan Asia termasuk Australia dan Selandia Baru sebanyak 2,58 miliar dolar AS,  disusul kawasan Timur Tengah termasuk Afrika sebanyak  1,61 miliar dolar AS  dan kawasan Amerika dan Eropa masing-masing sebanyak  94, 7 miliar dolar AS dan 34,41 miliar dolar AS.(d2detak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *