Rokok Murah, Anak Jadi Tambang Emas Industri Rokok 

JakartaDetakpos-Lentera-Lentera Anak mendesak pemerintah menaikkan harga rokok setinggi-tingginya melalui kebijakan cukai, agar tidak terjangkau oleh anak-anak. Ini salah satu rekomendasi dari survei promosi harga rokok di 10 kota  yang dilakukan oleh Lentera Anak bersama Forum Anak, yang dirilis Kamis, (25/10).

Ketua Lentera Anak Lisda Sundari menjelaskan, survei ini menemukan fakta bahwa 79,2% industri rokok mempromosikan harga rokok dengan sangat murah yaitu berkisar Rp 600 hingga Rp 1.000 per batang, bahkan ada yang kurang dari Rp 600,- perbatang (3%).  

Begitu juga harga rokok per bungkus tetap murah. 63%  harga rokok per bungkus.Promosi harga rokok murah dilakukan secara massif. 80,2% promosi yang dilakukan industri rokok adalah dengan mencantumkan harga rokok. Sebagian besar yaitu 78,9% mempromosikan harga rokok per batang, 18,5 % mempromosikan harga rokok per bungkus, 2,6% mempromosikan harga rokok perbungkus dan perbatang secara bersamaan.  

”Promosi dengan mencantumkan harga rokok murah merupakan strategi hard selling untuk mempengaruhi anak segera mengambil keputusan untuk membeli rokok,” tutur Lisda Sundari.

Dengan uang saku rata-rata Rp 10.000,- untuk pelajar SD, Rp 13.000,- untuk pelajar SMP dan Rp 27.000,- untuk pelajar SMA  maka harga rokok menjadi sangat terjangkau. Murahnya harga rokok dan dipromosikan secara massif akan membuat keterjangkauan dan akses anak-anak terhadap rokok sangat mudah.

Hal ini  akan mendorong peningkatan konsumsi rokok di kalangan anak-anak. Prevalensi perokok anak di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Usia pertama kali merokok yang paling tinggi adalah kelompok usia 15-19 tahun. Namun kecenderungan ini mulai bergeser ke usia lebih muda, yaitu kelompok usia 10-14 tahun, dimana hanya dalam waktu kurang dari 20 tahun, trennya meningkat 2 kali lipat.(d2detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *