Tembakau RAM Paling Mahal di Bojonegoro

Penawarta: Hadi

Bojonegoro Detakpos – Ada tiga jenis tembakau yang ditanam petani tembakau di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yaitu tembakau jenis Virginia Voor Oogst (VO), Jawa dan tembakau Virginia RAM.

Dari tiga jenis tembakau yang ditanam petani di daerah setempat, hasilnya untuk tembakau Virginia RAM dalam beberapa tahun terakhir memiliki nilai jual lebih mahal dibanding dua jenis tembakau yang ditanam petani, termasuk pada musim panen tahun ini.

Kepala Bidang Tanaman Perkebunan, Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro Imam Wahyudi di Bojonegoro, Sabtu (16/12), menjelaskan tanaman tembakau yang ditanam petani merupakan kebutuhan pabrikan dan gudang tembakau yang sebagian besar berupa tembakau rajangan.

“Tembakau Virginia Rajangan Amil (RAM) ini lebih mahal karena kualitasnya paling baik diantara lainnya,” kata dia menjelaskan.

Harga tembakau Vrginia Rajangan Amil yang merupakan hasil pembibitan dari tembakau Madura jenis Perancak 95 ini pada musim panen tahun ini dibeli PT Sadhana Arifnusa Padangan dengan harga tertinggi mencapai Rp40.000/kilogramnya.

Harga itu, lanjut dia, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tembakau Virginia VO dan Jawa yang pada musim panen tahun ini hanya sekitar Rp29 ribu/kilogram.

“Jumlah luasan tembakau RAM kecil karena kebutuhan sedikit. Tapi dari tahun ke tahun semakin meningkat,” ucapnya.

Untuk jenis tembakau Virginia VO lahan pertanian di Bojonegoro pada 2017 ini seluas 5.722,5 hektare, sedangkan jenis tembakau Jawa seluas 2.395,3 hektare, dan Vrginia RAM seluas 822 hektare.

“Tembakau ini untuk memenuhi pabrikan dan gudang sigaret maupun kretek baik pengelolaan dengan tangan maupun mesin,” katanya.

Sekadar diketahui, jumlah kebutuhan tembakau di Bojonegoro ini mengalami keaikan dibanding tahun sebelumnya. Luasan lahan tembakau tahun 2017 secara keseluruhan yang terpantau dari Dinas Pertanian seluas 8.939 hektare.

Jumlah tersebut untuk memenuhi kebutuhan tembakau sekitar 10.700 ton tembakau kering.

Kebutuhan tembakau itu, lanjut Imam, sudah ditentukan sebelum musim tanam, (bulan April) sehingga jumlah luasan lahan ini sesuai dengan kebutuhan.

“Tahun ini naik dua kali lipat dibanding tahun lalu. Tahun lalu 2016 lahan tembakau hanya seluas 4.500 hektare,” katanya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *