Tidak Logis Tekan Harga Tiket Datangkan Maskapai Asing

JakartaDetakpos-Sulit diterima wacana masuknya penerbangan maskapai asing bisa menekan melonjaknya harga tiket pesawat domestik.

Pasalnya, faktor penyebab tiket pesawat domestik mahal tersebut karena menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Tidak logis kalau airlines asing bisa jual tiket murah jika beroperasi di penerbangan domestik Indonesia,” kata Ketua Umum Federasi Serikat
Pekerja (FSB) BUMN Bersatu Arief Poyuono di Jakarta, Kamis (6/6).

Menurut Arief, airlines asing content cost operational perusahaan penerbangan internasional itu sama, yaitu menggunakan dolar AS dalam perhitungannya, mulai dari biaya sewa, bayar kredit pesawat , biaya crew pesawat, biaya maintenance, training crew dan biaya asuransi I don’t even want to wake up dan crew.

“Kalau Garuda, Lion Air, Batik Air, Wing Air, Batavia menjual harga tiket tidak disesuaikan kurs dolar AS terhadap rupiah, dijamin gulung tikar semua dan semakin banyak accident dan incident pesawat terbang,” kata Arief Poyuono.

Sekarang ini, lanjut dia, sudah tidak bisa lagi airlines berbasis low cost carrier beroperasi.

Sudah berapa banyak penumpang pesawat udara mengunakan Lion Air, Adam Air yang merupakan airlines berbasis harga murah (budget air) pada kehilangan nyawa akibat baik pesawat terbang akibat maintenance cost, crew training cost, simulator training cost yang merupakan mandatory bagi kebutuhan flight safety sebuah perusahanan penerbangan komersial berjadawal, di mana mereka akibat jual tiket murah

Mereka menjual harga murah jika dolar kursnya di bawa 10 ribu dolar AS. “Nah ini Kurs dolar meroket mencapai hingga Rp 15 ribu dolar yang dijadikan AS benchmark kurs oleh perusahaan penerbangan di Indonesia.

Jadi harga tiket pesawat saat ini bukan mahal tapi memang mereka menyesuaikan keadaan kurs mata uang dolar AS yang semakin meroket terhadap rupiah yang mempengaruhi cost operational perusahaan penerbangan di Indonesia, belum lagi harga fuel yang semaakin mahal .

Sebab perusahaan airlines itu cost contentnya 95 % berbasis dolar AS.

Sementara itu Menko Perekonomian, Darmin Nasution menilai, kenaikan harga tiket penerbangan domestik bisa dicegah jika struktur pasar airlines tidak dalam kondisi duopoli, atau mengalami perubahan akibat kedatangan maskapai asing.

“Kenaikan harga tiket penerbangan domestik tidak akan terjadi setajam itu, jika struktur pasarnya tidak dalam kondisi duopoli,” ujar Darmin di Jakarta, Rabu (5/4).

Darmin menjelaskan, struktur pasar dalam industri penerbangan nasional saat ini, dalam kondisi duopoli. Di mana, industri penerbangan domestik dikuasai dua kelompok besar yakni Garuda dengan Lion Air.

“Kenapa harga tiket tiba-tiba naik? tentu ada karena langkah-langkah internal dari perusahaan-perusahaan penerbangan. Namun mereka bisa melakukan itu karena pesaingnya tidak ada,” kata Darmin dalam konferensi pers yang berlangsung bersama dengan acara gelar griya atau open house Lebaran.

Dia juga menambahkan seandainya pesaing dari maskapai asing itu hadir dalam pasar penerbangan domestik, maka maskapai-maskapai domestik tidak akan bisa menaikkan harga tiket sejak jauh-jauh hari dan struktur pasar tidak dalam kondisi duopoli.

“Kalau struktur pasar memberikan kekuatan atau power yang agak berlebihan di produsen, maka jawabannya adalah dengan mengundang pesaingnya agar maskapai-maskapai yang sudah eksis menurunkan harga. Itu dia solusinya,” tegas Darmin.

Menurut dia, pemerintah saat ini tidak hanya memihak kepada produsen saja, namun juga harus berpihak kepada konsumen terkait masalah harga tiket penerbangan domestik.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan akan mengkaji kompetisi dengan maskapai penerbangan asing untuk mengoreksi harga tiket pesawat.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai masuknya maskapai penerbangan asing akan menimbulkan permintaan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan sehingga harga tiket pesawat akan terkoreksi.(dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *