Bojonegoro – Detakpos – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (13/5) menggelar gladi bersih Tari Parang Barong yang dipersiapkan ikut Festival Karya Tari se-Provinsi Jawa Timur, di Surabaya, pada 18 Mei 2017.
“Dalam gladi bersih ini penampilan Tari Parang Barong sesuai dengan yang akan ditampilkan dalam lomba,” kata Koreografer Tari Parang Barong di Bojonegoro Regi didampingi Koreografer dari Disbudpar Bojonegoro Deny Ike Kirmayanti, Sabtu.
Menurut Deny, penampilan sembilan penari yang akan membawakan Tari Parang Barong di depan halaman Stadion Letjen H. Soedirman malam ini lengkap dengan busana sekaligus asesoris tari.
“Sesuai perhitungan kami dalam festival di Jatim, lawan terberat dari Ponorogo, Trenggalek, juga Tulungagung,” tambah Regi.
Menurut Kasi Budaya dan Kesenian Disbudpar Bojonegoro Yanto Munyuk, sembilan penari perempuan yang sudah menjalani latihan selama 2,5 bulan.
“Sesuai ketentuan festival karya tari dengan penyelenggara Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur itu waktunya tujuh menit,” katanya.
Sesuai skenario, kata dia, Tari Parang Barong mengadopsi kisah sejarah Ki Andong Sari di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota.
Di dalam kisah Ki Andong Sari dan Nyi Sari (Istrinya), sebagai keturunan keraton, menetap di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota, karena sedang menyamar.
Kepada istrinya Ki Andong Sari berpesan jangan mengenakan jarit dengan motif Parang Barong, tetapi kemudian larangan itu dilanggar Nyi Sari yang nekad mengenakan jarit motif itu.
“Nyi Sari sengaja melanggar larangan itu karena ingin tahu penyebab tidak diperbolehkan mengenakan kain motif Parang Barong,” jelas dia.
Yang penting, tambah Deny, dalam festival di Jawa Timur, titik berat penilaian yaitu kerakyatan yang berarti karya cipta tari memang tumbuh dari rakyat. (d3/detakpos)