Keprihatinan Guru Terhadap Kebakaran di Riau

 

Pekanbaru-Detakpos- Maryati, Kepala SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru, mengungkapkan keprihatinan mendalam para guru melalui sebuah puisi berjudul ‘Halau Jerebu,’ yang dibacakan dalam Rakor Karhutla Provinsi Riau pada Sabtu (14/9) di Gedung Pauh Janggi, Pekanbaru, Riau.

Puisi tersebut mengusung keprihatinan dirinya dan para guru di sekolah yang saat ini masih menghirup pekatnya asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau.

Dampak yang masih dirasakan hingga kini tersebut menyebabkan kegiatan belajar di sekolah dihentikan.

“Puisi ini diharapkan dapat menggugah para pejabat daerah dan pusat agar menggunakan kewenangannya untuk menyelesaikan bencana asap ini,” kata Maryati.

Sebelum berpindah ke Pekanbaru pada 2017, seorang ibu berasal dari Yogyakarta ini pernah lama tinggal di Kalimantan.

Maryati pun mengusulkan kepada Gubernur Riau pada Rapat Koordinasi (rakor) Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau.

“Lahan gambut dengan kedalaman lebih dari 3 meter agar dikonversi menjadi hutan,” ujar Maryati.
Maryati membacakan puisi ‘Halau Jerebu’ di hadapan peserta rakor yang dihadiri Gubernur Riau, Panglima TNI, Asops Kapolri, Dirjen Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pangdam Bukit Barisan, Kepala Pusat Meteo Publik BMKG, Satgas Karhutla Riau, bupati dan walikota seluruh Riau, tokoh masyarakat, perwakilan Lembaga Adat Riau, perwakilan perguruan tinggi dan sekolah, serta media massa.

Kata ‘jerebu’ dalam bahasa Melayu berarti debu, asap atau partikel-partikel kecil yang mencemari udara sehingga langit menjadi kabur.

Berikut adalah puisi yang ditulis Maryati pada 14 September 2019 lalu yang menyuarakan keprihatian guru-guru SMK Kehutanan Negeri di Riau.

“Halau Jerebu”

/Empat koma lima juta daratan habis kau rayu.

/Muncul perkebunanan dan HTI di tanah melayu.

/Kau bangun kanal untuk mengelabuhiku._
/Lebih tiga meter kedalaman gambut kau buat abu-abu.
Kanal kering kau bakar jadi abu

/Di tanah melayu muncul jerebu-jerebu._
Dua puluh dua tahun udah kotaku kau ganggu.
/Membuat asa dan hatiku pilu.
Hilangkan musibah jerebu agar negeriku tampak ayu._

/Buang jauh dariku satu koma delapan juta hektar sawit tak bermutu.

/Perkebunan dikubah gambut ubahlah fungsi menjadi hutanku._
/Hilangkan dosamu usir jerebu itu.
/Inilah langkahmu majulah jangan ragu._
Jauh jauh jerebu.

Sumber: Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *