Prince Claus Awards untuk Novel “Cantik itu Luka”

Hasil karya EKA Kurniawan ini sering disejajarkan dengan karya penulis Gabriel Garcia Marquez dan Haruki Murakami ini dinilai unik dalam pendekatan penulisan.

Novelnya berjudul “Cantik itu Luka” (2002) adalah karya satire yang lucu sekaligus mengisahkan tragedi keluarga yang menggambarkan topik yang jarang disorot, yakni kekerasan fisik dan seksual di masa kolonialisme Belanda, Jepang, dan Presiden Soeharto. Novel tersebut telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa.

Eka Kurniawan, adalah sosok pemalu. Lulusan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada tersebut mempelajari dari dekat karya-karya Pramoedya Ananta Toer hingga akhirnya mengembangkan gaya sendiri dalam menggambarkan rumitnya perkembangan sejarah Indonesia masa kini melalui fiksi.

Tulisannya memadukan elemen tradisi setempat, sejarah dari mulut ke mulut, pencak silat, dan bahkan komik horror untuk menggambarkan pengalaman masyarakat yang sangat berlapis.
Eka Kurniawan pun mendapat penghargaan
Prince Claus Awards. Demikian keterangan KBRI Denhaag yang dilansir laman Kemlu.

Penghargaan ini diberikan kepada organisasi dan individu yang dinilai memiliki pendekatan yang progresif dan menyeluruh di bidang kebudayaan dan pembangunan.

Mereka yang mendapatkan penghargaan ini dipilih dari negara-negara di mana mendiang Prince Claus dulunya aktif, terutama di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Karibia.

Ketujuh penghargaan tahun ini dibagi dalam tiga kategori, yakni: Principal Prince Claus Awards (Market Photo Workshop – Afrika Selatan); Prince Claus Awards (Adong Judith – Uganda, Marwa al-Sabouni – Syria, Kidlat Tahimik – Filipina, Eka Kurniawan – Indonesia, O Menelick 2 Ato – Brazil), dan Next Generation Award (Dada Masilo – Afrika Selatan)

Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti A.Wesaka Puja menghadiri upacara penyerahan Prince Claus Awards oleh Pangeran Constantijn di Royal Palace, Amsterdam.

Setelah upacara penyerahan penghargaan, Dubes Wesaka Puja diundang untuk bertatap muka dan berbincang dengan Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima, bersama dengan para penerima penghargaan. (06/12)

 Dubes Puja menyatakan bangga dengan terpilihnya Eka Kurniawan, seorang penulis Indonesia sebagai salah satu dari tujuh penerima penghargaan tahun 2018.

Disampaikan, dunia internasional semakin mengetahui dan mengenal karya-karya besar anak bangsa. Hal ini tidak hanya akan semakin mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, tetapi juga diharapkan dapat memberikan motivasi dan kepercayaan diri kepada pemuda Indonesia untuk berkarya dan menuangkan kreatifitasnya.(dib)

(Sumber: KBRI Denhaag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *