Robet Beternak Perkutut, Ikuti “Trend” Pengemar Burung

TubanDetakpos – Peternak Desa Bangilan, Kecamatan Bangilan, Tuban, Jawa Timur, Robet mengaku beternak burung perkutut, karena “trend” pengemar burung mulai bergeser menyukai perkutut, meskipun burung berkicau masih menjadi kegemaran pengemar burung.

“Saya dulunya juga beternak burung berkicau, tapi sejak dua tahun lalu beralih beternak burung perkutut,” kata dia di kediamannya, Tuban, Jumat (12/10).

Di kediamannya, ia memiliki sembilan kandang yang bisa dimanfaatkan untuk beternak burung perkutut yang dibeli dari peternak burung perkutut Mojokerto.

Di Mojokerto, harga burung perkutut indukan sepasang bervariasi mulai Rp3 juta/pasang, Rp5 juta/pasang, bahkan ada yang sampai Rp50 juta/pasang.

Pada awalnya, Robet membeli sepasang burung perkutut di peternak Mojokerto, yang dalam perkembangannya kemudian membeli lagi untuk mengisi sembilan kandang di rumahnya.

Selain itu, ia juga membeli sepasang burung brenggolo yang sudah terlatih, yang dimanfaatkan untuk memberi makan burung perkutut yang baru lahir.

Burung yang baru lahir yang dimasukkan di sangkar burung brenggolo kurang lebih sebulan, dengan memperoleh makan dari burung brenggolo.

Namun, lanjut dia, burung yang masih anakan biasanya sudah dipesan pengemar burung dengan harga berkisar Rp350.000-Rp450.000/ekor.

“Membeli burung yang masih anakan ya belum tahu, jenisnya jantan atau betina,” ujarnya.

Berbeda, lanjut dia, kalau burung perkutut sudah bisa “mengacor” (berkicau) biasanya dengan usia berkisar 7-8 bulan, harganya sudah lebih tinggi lagi berkisar Rp1 juta-Rp1,5 juta/ekor.

“Kalau sekarang jumlah burung perkutut di rumah saya sudah puluhan ekor burung perkutut. Sebelum ini jumlahnya pernah mencapai 70 ekor burung, tapi berkurang karena dibeli pengemar burung,” ucapnya.

Ia optimistis beternak burung perkutut menguntungkan, karena pengemar burung berkicau sekarang sebagian beralih mengemari burung perkutut.

“Di beberapa lokasi di Tuban dan Bojonegoro sudah mulai ada lomba berkicau burung perkutut,” ucapnya dibenarkan pengemar burung asal Bojonegoro Abdul Manan. (*/d1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *