Tari “Encek Grenjeng” Baureno Bojonegoro Ikuti Festival Karya Tari Se-Jatim

BojonegoroDetakpos –  – Tari “Encek Grenjeng” yang mengadopsi upacara adat di Desa Straturejo, Kecamatan Baureno, Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (27/4) akan tampil di gedung Cak Durasim Surabaya dalam festival karya tari se-Jawa Timur.

“Pagi sebelum tampil kami menggelar uji coba di panggung gedung Cak Durasim, untuk penyesuaian,” kata Kepala Bidang Budaya Disbudpar Bojonegoro Taufiq Amrullah, di Bojonegoro, Jumat (27/4).

Ia menyebutkan dalam festival karya tari yang digelar Disbudar Jatim itu, untuk tari “Encek Grenjeng” akan diperkuat sembilan penari yang semuanya penari perempuan.

Sebelumnya sembilan penari itu, sudah menjalani proses latihan selama tiga bulan baik berlatih tanpa musik gamelan sampai digabung dengan dengan musik.

Uji coba penampilan tari “Encek” Grenjeng” lengkap dengan musik gamelan langsung digelar di Desa Sraturejo, Kecamatan Baureno, pada 23 April.

“Uji coba tari “Enceng Grenjeng” langsung disaksikan masyarakat di desa asal kesenian itu,” ucapnya menambahkan.

Sesuai ketentuan bahwa festival karya tari se-Jawa Timur, untuk setiap kabupaten/kota, menampilkan karya tari dengan mengadopasi upacara adat dengan durasi waktu tujuh menit.

Koreografer Disbudpar Bojonegoro Deny Ike Kirmayanti, menyebutkan karya tari “Encek Grenjeng”, merupakan hasil karya koreografer Nika Musumawati, diperkuat penata musik Rian Susilo dan tata rias busana Dias Kirana.

Upacara adat di Desa Straturejo itu, mengambarkan upacara adat sedekah bumi sebagai bentuk penghormatan kepada sepasang leluhur desa setempat yaitu Akuwu Basunanda dan Nyi Lebdasari. Upacara adat itu kemudian diadopsi menjadi tari dengan judul “Encek Grenjeng”.

Di dalam upacara adat itu digambarkan ada iring-iringan “encek” (wadah) berisi sajian gunungan hasil bumi dan makanan simbul rasa syukur dan suka cita masyarakat yang sudah menjadi tradisi dilengkapi disajikan hiburan tayub.

Sebelumnya, diawali dengan pensucian diri di sumur Nganten yaitu tempat sepasang leluhur itu mensucikan diri selepas dari tawanan para pemberontak.

Ia optimistis sembilan penari asal daerahnya itu akan mampu tampil maksimal bersaing dengan perwakilan kabupaten/kota lainnya di Jatim.

“Bojonegoro dalam tahun-tahaun terakhir bisa tampil menjadi juara dalam festival karya tari se-Jatim,” ucapnya. (*/d1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *