Kebutuhan Susu Nasional, 80% Berasal dari Impor

PasuruanDetakpos– Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendorong industri persusuan, Jatim, agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Pasalnya menurut dia, industri susu merupakan salah satu industri yang masih bisa survive di tengah pandemi. Bahkan, bisnis susu justru tumbuh, mengingat susu adalah salah satu produk kesehatan.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, bahwa jumlah kebutuhan susu nasional pada 2019 mencapai 4.3 Juta ton/ tahun. Sedangkan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) hanya mampu memenuhi 20% dari kebutuhan nasional sehingga 80% berasal dari impor.

Tidak hanya itu, lanjut Khofifah, data lain menyebutkan bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia masih kecil sekitar 15-16 liter per kapita per tahun, di bawah negara tetangga seperti Thailand yang sudah mencapai 30 liter per kapita per tahun.

“Ini menjadi peluang bagi Jatim karena bisa menjadi salah satu strategi pemulihan ekonomi masyarakat. Kebutuhan SSDN masih sangat besar,” ungkap Khofifah saat mengunjungi Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan yang ada di Nongkojajar, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Minggu lalu.

Khofifah optimistis jika peternak sapi perah Jatim mampu menjaga kualitas produk susu segar maka keberlangsungan industri ini pun tidak akan terganggu dan tetap stabil. Industri susu pun dapat menjadi solusi penyerapan tenaga kerja.

Dalam kunjungan tersebut, secara khusus Khofifah menyampaikan apresiasinya terhadap KPSP yang dinilai mampu tetap survive dan bahkan menjadi pendorong ekonomi di Kabupaten Pasuruan dan Jawa Timur. Bahkan di masa pandemi, produksi susu di KPSP yang menaungi 6.100 petani dan peternak ini justru naik 35 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Saya melihat peluang bisnis dan keberlangsungan koperasi ini sangat strategis. Usahanya dari hulu hingga hilir. Koperasi ini model bisnis dan skalanya sudah menyerupai korporasi,” tuturnya.
Dengan adanya peluang sebagai pusat penyediaan bahan makanan bergizi, lanjutnya, KPSP Setia Kawan perlu terus melakukan pengembangan dan inovasi produk olahan susu. Termasuk memperhatikan pengemasan, promosi dan pemasarannya. (Hms).

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *