Jakarta, detakpos – Juru Bicara Gerakan Muda Konvensi Pengendalian Tembakau (FCTC), Margianta Surahman, mendukung keputusan Presiden Joko Widodo menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Pertembakauan.
“Ini merupakan angin segar menjawab kegelisahan kami, mewakili ribuan pemuda dari berbagai daerah, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya,” ungkap Margianta Surahman, dalam surat terbuka kepada Presiden Joko Widodi, di Jakarta, Jumat (17/3).
Margianta, menegaskan Indonesia darurat rokok. Menurut Soewarta Kosen, peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, setiap hari 668 orang meninggal karena rokok. Angka ini jauh lebih besar dari jumlah korban meninggal akibat narkoba, yakni 68 orang per hari.
Setiap hari, pemuda yang terperangkap adiksi rokok terus meningkat. Data Riskesdas 1995-2013 menunjukkan perokok muda usia 10 – 14 tahun meningkat 12 kali lipat selama 19 tahun terakhir. Bahkan 30% anak Indonesia sudah merokok sebelum usia 10 tahun. Dan ada 75 % anak muda mulai merokok sebelum usia 19 tahun.
“Kami gelisah. Pemuda sudah terkepung rokok yang harganya sangat murah dan penjualannya sangat masif. Di jalanan hingga sekolah, rokok selalu mengintai kami,”ujar dia.
Surat ini sebagai penanda bahwa Presiden tidak sendirian.
Ribuan pemuda dari berbagai daerah berbaris di belakangnya dan mendukung untuk terus berkomitmen menyelamatkan masa depan bangsa.
Belakangan ini, lanjutnya, kabut asap rokok paling hitam menghalangi perjalanan menuju masa depan yang gemilang. Adalah RUU Pertembakauan yang memberikan jalan bagi produksi rokok yang lebih masif ini, tidak hanya menghalangi upaya menepati Nawacita, tetapi juga menghalau pembangunan berkelanjutan untuk menghadapi Bonus Demografi pada 2045.
RUU Pertembakauan — yang dinilai muncul karena tingginya cukai rokok – bukan kemajuan yang ingin didukung.
“Kami paham, cukai adalah instrumen pengendali bahaya rokok, bukan sumber pembangunan bangsa. Masih banyak jalan lain yang untuk menuju masa depan bangsa yang cerah. Dan bukan jalan yang mengorbankan pemuda bangsa ke dalam jurang adiksi rokok,” tandasnya. (tim detakpos)