Mafia Perdagangan Orang Sasar Siswa SMK.

JakartaDetakpos-Kasus perdagangan orang kian marak. Jumlah korban kejahatan ini terus meningkat setiap tahun. Sebagian besar korban adalah perempuan dan cukup banyak korban masih berusia anak.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesis (KPAI), Susanto menemukan tren pada 2018 dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan eksplotasi anak ditemukan modus yang terbilang unik yaitu melalui “Program Magang Palsu Keluar Negeri”.

Siswa sekolah kejuruan merupakan kelompok baru yang rentan menjadi korban perdagangan orang. Mafia perdagangan orang menjadikan mereka sasaran dengan iming-iming magang ke luar negeri,”ujar Susanto,Senin.(2/3).

Diduga kuat, sindikat perdagangan orang kerap beroperasi di berbagai sekolah kejuruan di NTT dan Jawa Tengah. ”Mereka menjalankan aksi dengan modus merayu para siswa untuk diberangkatkan ke luar negeri secara mudah, tanpa sertifikasi kompetisi alias pelatihan, menggunakan paspor dengan visa kunjungan, serta tanpa kartu tenaga kerja luar negeri,”ujarnya.

Ditemukan kasus, para siswa awalnya dijanjikan magang di perusahaan elektronik sesuai keahlian kejuruannya.”Ternyata dipekerjakan di kilang walet Maxim Birdnest milik Albert Tei di Selangor, Malaysia,”tutur dia.

Anak-anak tersebut mengalami eksploitasi karena harus  bekerja lebih dari 18 jam sehari dengan gaji minim dan potong gaji bila mereka sakit,”tutur dia.(d2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *