Jakarta-detakposcom-Ratusan Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) terjerat pinjaman online alias pinjol.
Tepatnya, sedikitnya 116 mahasiswa IPB menjadi korban penipuan dengan modus pencairan dana melalui aplikasi belanja dan dibayar menggunakan pinjol.
Bahkan kabarnya para mahasiswa ini didatangi debt collector atau penagih utang. Atas musibah tersebut, ratusan Mahasiswa IPB pun melaporkan penipuan yang dilakukan oleh seorang pemilik toko online ke Polresta Bogor Kota.
Terkait kasus ini, pihak IPB segera melakukan empat langkah terkait kabar tersebut. Rektor IPB Arif Satria menuturkan, pihak kampus telah mempelajari kasus ini dan telah mengambil langkah cepat untuk menangani kasus tersebut.
“Pertama, membuka posko pengaduan. Kedua, memilah-milah tipe kasus yang ada. Saat ini sedang kami petakan tipe masalahnya,” kata Arif Satria di Kota Bogor, Senin (14/11/2022) seperti dikutip Kompas.TV.
IPB mempersiapkan bantuan hukum untuk mahasiswa yang tertipu usaha online dalam kasus pinjaman online ini.
Terakhir, IPB akan melakukan upaya peningkatan literasi keuangan untuk para mahasiswa.
Arif menyebutkan pihak IPB pun sedang dalam komunikasi dengan para mahasiswi dan mahasiswa yang diduga terjerat kasus ini.
Polisi menyebut modus operandi pelaku menyaratkan korban harus mengajukan pinjaman ke lembaga pinjol, lalu mengirim sejumlah uang kepada SAN.
Keuntungan 10 persen dijanjikan SAN tak kunjung dibayar, kini ratusan korban terjerat hutang dan dikejar kejar debt collector.
Wakil Rektor 1 Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB, Drajat Martianto mengungkapkan siapa sosok SAN.
Drajat mengatakan, SAN bukanlah mahasiswa atau alumni kampus IPB. Dia adalah seorang pengusaha yang memiliki toko online.
“Dengan toko online itulah, dia memanfaatkan situasi untuk menjerat mahasiswa-mahasiswa agar bekerja sama dengan yang bersangkutan,” kata Drajat, Rabu (16/11/2022) dilansir nkri.com
Pelaku menjerat korban dengan iming-iming bagi hasil 10 persen.
Saratnya, para mahasiswa harus mengajukan pinjaman online terlebih dulu agar bisa membeli produk di toko online SAN.
Cara ini dilakukan SAN untuk meningkatkan rating toko yang dimilikinya. Kerja sama antara terduga pelaku SAN dengan para korban bahkan dituangkan di atas materai.
Hal inilah yang membuat ratusan mahasiswa IPB percaya.
“Ini kenapa mahasiswa tergiur dan percaya pada yang bersangkutan? ini kan perjanjiannya kerjasama, ini ada perjanjian hitam di atas putih, ada di atas meterai.(*)E
ditorial: A Adib