Anak Ustazd Rosihan Pun Harus Gantikan Jualan Pentol

KEPEDULIAN Bripka Purnomo, anggota Polsek Babat, Lamongan, Jawa Timur, dengan “Telur Sedekah” kini tertuju pada nasib yang menimpa Ustazd Rosihan.

Dia seorang imam dan muadzin Musholah At Taqwa, Desa Kedungpring Kecamatan Kedungpring, Lamongan.

Dia tertimpa musibah. Sehabis pulang jamaah shalat Isya’ di mushola itu motor dari arah belakang menabraknya, sehingga mengalami patah dan retak kaki.

“Akibatnya, saat ini Roihan belum bisa menjadi imam dan muadzin mushola karena belum sembuh,” tutur anggota Satlantas Polsek Babat itu.

Istrinya Magfuroh seorang ustadzah yang mengajar TPQ At-Taubah. Pasangan tersebut memiliki tiga anak, dua masih kecil dan satunya sudah kelas 1 SMA di Kedungpring.

“Semenjak tertimpa musibah menjadi korban kecelakaan itu, Roihan tidak bisa berjualan es dan pentol keliling lagi,,”tutur Purnomo.

Alhamdulillah ketiga anak mereka mau menggantikan berjualan pentol dipinggir jalan bersama sama tanpa merasa.

Mereka pun tidak malu harus menunggu pembeli es caoh dan pentol yang biasa dijajakan oleh bapaknya yang kini sedang sakit.

Hasil jualan pun tidak menentu, pernah dalam sehari hanya terjual senilai Rp 10 ribu, paling banyak pernah laku Rp 50.000 dalam dua hari.

Bahkan dalam dua hari sering tidak laku sama sekali. Apalagi jualan pentol dan es caoh mereka tidak ramai karena kondisi pandemi dan sepi pembeli.

“Namun ketiga sudara kakak beradik tetep sabar menunggu pembeli datang terkadang sampai sore,”kisah Purnomo.

Hanya payung besar di atas rombong tempat mereka berteduh dan terkadang mereka bermain berdua sambil menunggu pembeli agar tidak jenuh.

Alhamdulillah  masih libur sekolah jadi masih bisa bantu berjualan mulai pagi sampai sore.

“Semoga kita bisa membantu membuat gerobak pentol dan es yang lebih besar lagi Aamin,”ungkap Purnomo.(d/6).

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *