Dari Jualan di Tempat Kotor, Siti Jariah Punya Dua Warung

Kota Bekasi-Detakpos-Mensos
Agus Gumiwang Kartasasmita, kemarin menyerahkan Sertifikat graduasi sejahtera mandiri sebagai bentuk penghargaan Kementerian Sosial.

Penyerahan sertifikat berlangsung di hadapan para KPM PKH Kota Bekasi. Selain Siti, KPM PKH Graduasi Sejahtera Mandiri yang menerima sertifikat adalah Hartanyo, warga Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, yang sukses membuka usaha kedai es kelapa muda.

Siti Jariah adalah warga Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Ibu empat anak ini awalnya ibu rumah tangga biasa. Suaminya bekerja sebagai sopir.

“Lama-lama rasanya kok berat beban ekonomi saya. Anak-anak perlu biaya sekolah, sedangkan mengandalkan pendapatan suami tidak bisa,” katanya.

Pada tahun 2015, seiring dengan bimbingan dan pendampingan dari Pendamping PKH, ia mulai memberanikan diri berjualan lontong sayur dan gado-gado. Dengan modal Rp 500 ribu ia memulai usaha di pinggir jalan, tak jauh dari sebuah toko waralaba yang cukup ramai pengunjung.

“Ada tempat kecil banget dan kotor. Sangat tidak layak karena orang sering buang sampah sembarangan di situ. Tapi saya sudah tertekad saya harus bekerja demi anak-anak. Akhirnya uang Rp300 ribu saya pakai untuk membersihkan lokasi jualan dan yang Rp200 ribu saya belanjakan bahan makanan,” katanya.

Perempuan berjilbab ini mengenang, hari pertama berjualan ia hanya memasak 4 kilo beras untuk lontong sayur dan 2 kilo kacang tanah untuk gado-gado. Dagangan ini ludes dalam waktu dua jam saja.

“Hari kedua jualan, jumlahnya saya tambah lagi karena pelanggan makin banyak hingga sekarang saya sudah punya dua warung,” katanya.

Siti membuka usaha mulai pukul 06.00 hingga 13.00 WIB. Ia menyajikan lontong sayur, gado-gado, dan tambahan dagangan titipan warga yakni kue-kue basah.

“Alhamdulillah usaha terus berkembang, saya juga menerima katering untuk acara-acara kantor hingga pernikahan. Pelanggan juga banyak, dari Mas Judika penyanyi sampai Pak Deddy Mizwar mampir ke warung saya,” ujarnya seraya tertawa.

Menteri Agus mengatakan keberhasilan KPM PKH graduasi sejahtera mandiri tak lepas dari pendampingan yang dilakukan oleh para Pendamping PKH. Pendampingan PKH mencakup pelaksanaan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) minimal sekali dalam satu bulan.

Dalam pertemuan P2K2, Pendamping PKH memberikan penyuluhan tentang kesehatan, gizi, pendidikan, sosial ekonomi, perlindungan anak, dan kesejahteraan sosial.

Di bidang kesehatan dan gizi, KPM mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan, gizi ibu hamil dan pemeriksaan kehamilan, menyusui dan layanan kesehatan setelah kehamilan, serta kebersihan lingkungan. Para KPM juga mendapatkan pendampingan sosial ekonomi misalnya tentang bagaimana mengatur sumber dana yang terbatas, strategi menabung, strategi memulai usaha sendiri, kewirausahaan dan pemasaran.

Di bidang pendidikan KPM diarahkan untuk menjadi orang tua yang sukses, memahami perilaku belajar anak usia dini, menumbuhkan perilaku positif anak, dan membantu anak sukses di sekolah.

Di bidang perlindungan anak, KPM PKH diberikan pemahaman bagaimana mencegah kekerasan, pencegahan penelantaran termasuk termasuk anak berkebutuhan khusus, mencegah kekerasan dalam rumah tangga, dan perlindungan terhadap ibu. Sementara di bidang Kesejahteraan Sosial KPM PKH yang memiliki lansia atau penyandang disabilitas berat mendapatkan perawatan kesehatan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan home care services.

“Ini tugas serius bagi Pendamping PKH untuk mendorong ibu-ibu belajar menabung, mengasah kemampuan dan keterampilan mereka dalam berusaha hingga kelak menjadi keluarga yang mandiri,” kata Mensos.

Sumber:Biro Hubmas
*Kementerian Sosial RI*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *