GMNI dan KPU Adakan Seminar Pemilu 2019

BojonegoroDetakpos – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengadakan seminar Pemilu 2019, dengan tema ” Politik yang santun dan beretika untuk menangkal hoax dalam pemilu 2019,” di aula Dekopinda Bojonegoro, Jum’at, 22 Maret 2019.

Nara sumber dari komisioner KPU, komisioner Bawaslu, dan Ketua DPD GMNI Jawa Timur, dihadiri peserta dari kalangan mahasiswa Bojonegoro .

Ketua DPC GMNI Bojonegoro Oskar Pekajangga mengatakan, ini adalah rangkaian acara Diesnatalis GMNI ke-65, dengan mengadakan pendidikan mengenai pemilu.

“Jadi prinsip kita kenapa harus ada sosialisasi mengenai pendidikan pemilu, karena keikutsertaan dan keterlibatan kita dalam menyikapi apapun yang di lakukan oleh negara masuk dalam undang-undang dasar negara kita,”jelas Oskar Pekajangga.

Fatkhur Rohman, divisi teknis penyelenggara KPU menjelaskan, ketika berbicara pemilu itu pasti berbicara politik dan politik itu menjelaskan mengenai suatu kekuasaan yang terkadang menghalalkan segala cara.

“Sebagai mahasiswa harus menjaga idealismenya dan sebagai agent of change yang selalu memberikan pendidikan politik kepada masyarakat ” jelas dia.

Lebih lanjut dalam hal menangkal berita hoax yang banyak terjadi karena tensi yang tinggi di momen pemilu, bisa diawali dari dirinya sendiri, pintar- pintar dalam menentukan itu berita benar atau hoax.

Dilanjutkan oleh Koordinator Divisi Sumber Daya dan Organisasi Bawaslu Bojonegoro, M. Alfianto, KPU dan Bawaslu dibentuk adalah amanat dari reformasi demi terwujudnya pemilu yang bermartabat dan Bawaslu tugasnya adalah untuk pencegahan dan pengawasan dalam hal pemilu.

Untuk masalah berita hoax itu adalah tugas bersama.
” Untuk menangkal berita hoax perlu partisipasi dari berbagai kalangan masyarakat contohnya ya mahasiswa sebagai agent of change memiliki peran yang penting dalam pengawasan berita hoax” jelas dia.
Terakhir di katakan bahwa tips bagi mahasiswa untuk menangkal berita hoax adalah dengan cara membaca.
“Dengan membaca mahasiswa bisa membedakan mana yang benar mana yang hoax dan tidak akan mudah terpengaruh atau pun di bohongi dengan dasar referensi nya”. Tambahnya
Ketua DPD GMNI Jatim, Nabrisi Rohid, memaparkan GMNI secara nasional sejak Januari sudah diakreditasi sebagai pemantau pemilu.
” GMNI harus berperan aktif dalam hal pemilu tidak hanya bisa berkoar koar saja dan harus menangkal dan melawan berita hoax yang tersebar oleh sebab itu membaca harus dipaksakan untuk menangkal berita hoax ” jelas dia.

Pewarta: Muh Irfan Aftoni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *