Keterbatasan Tidak Halangi Zaenal Pimpin JQH IAIN Samarinda

SamarindaDetakpos– Keterbatasan fisik tidak membikin Zaenal Mustofa minder dan rendah diri. Dia tetap semangat menjadi aktivis mahasiswa intra kampus. Bahkan memimpin organisasi bergengsi, kumpulan para hafidzul quran.

Zainal Musthofa saat ini menjadi Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra wal Hufadz (JQH) IAIN Samarinda Periode 2017-2018.

Ukuran tubuh Zaenal mungkin tidak sebesar kawan kuliah lainnya. Namun, semangat belajarnya boleh diadu. Namanya kini bahkan tidak asing lagi di kalangan mahasiswa kampus yang berada di wilayah Kalimantan Timur ini.

Lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 21 tahun lalu, Zaenal tumbuh di keluarga sederhana yang taat beragama.

Zaenal pun mengaku baru menyelesaikan hafalan Al-Qurannya 1-2 juz dan kini bersama teman-temannya di UKM JQH, sedang melakukan program melahirkan para tahfidzul quran.

“Mengafal Al-Quran adalah pilihannya dan menjadi impian bagi banyak orang, karenanya dinilai sangat mulia di sisi Allah”, kata Zaenal.

JQH merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bawah Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Samarinda. Saat ini mempunyai anggota lebih dari 1.000 orang dan mempunyai lima Devisi Program Strategis, yaitu Hafidz Qur’an, Tilawah Qur’an, Tafsirul Al-Qur’an, Tahsinul Qur’an dan Kaligrafi.

Alhamdulillah berkat kerja keras segenap pengurus JQH, untuk Penerimaan Anggota Baru (Petaba) tahun akademik 2018 berhasil merekrut 600 orang anggota,” kata Zaenal.

Berjibun prestasi telah ditorehkan oleh UKM yang dipimpinnya. demikian dilansir laman Kemenag, Zaenal dan timnya antara lain meraih Juara Umum pada MTQ ke II Se-Kalimantan Timur dan Festival di Universitas Mulawarman 2018.

Tim UKM JQH IAIN Samarinda juga berhasil meraih Juara I Tilawah Putra dan Putri dan Juara I Dakwah serta Juara II cabang fahmil quran.

Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang pengembangan Al-Quran, Zaenal mengajak 55 anggota untuk studi Banding ke LPPQ UIN Antasari Banjarmasin. “Saya bangga telah mengajak kawan-kawan saya untuk menimba pengalaman di UIN Banjarmasin,” kenangnya.

Bagi alumni Pondok Pesantre Nurul Islam Tenggarong Kutai Kartanegara ini, JQH bukan hanya tempat berkumpul para penghafal al-Quran, tetapi juga diharapkan dapat mengimplementasikan ilmunya ke tengah-tengah masyarakat.

“Pada setiap bulan Ramadhan aktivis UKM JQH kami ajak melakkan program bakti sosial keagamaan di sekitar Samarinda, khususnya di daerah pelosok,” kata Zaenal.

Di antara kegiatan bakti sosial keagamaan yang dilakoninya adalah kultum sebelum teraweh, tadarus Al-Qur’an, menjadi imam shalat lima waktu, mengisi taklim menjelang berbuka puasa dan mengadakan pesantren kilat di sekolah terdekat.

Selain itu ada pelbagai perlombaan Islami dan problim solving untuk masyarakat.

Pada tahun yang akan datang, UKM JQH menargetkan sekitar 15 masjid untuk menjadi objek pengabdian. “Kaum muda seperti kita ini harus dikenalkan masjid sebagai pusat pendidikan dan peradaban Islam,” tegas Zaenal.

Ditanya cita-citanya, Zaenal Musthofa menjawab ingin menjadi pemimpin yang multi talenta. “Mau jadi Gubernur kemudian lanjut menjadi Presiden,” katanya sambil terkekeh.

Devisi tahsin quran di semester satu ini telah mempunyai 15 kader yang siap di upgrade untuk menjadi instruktur/guru dan terjun ke masyarakat. Sementara Devisi Tahfidz telah memiliki banyak mahasiswa baru yang telah mengahapal 2-3 juz.

Untuk mengakhiri periode kepengurusannya, Zaenal telah merencanakan Reuni Akbar JQH dari periode 2008-2017 dengan target peserta 1.000 orang. “Program ini akan menambah semangat dan motivasi warga JQH, apalagi bertemu dengan lintas generasi,” kata pria yang tinggal di Asrama Mahasiswa ini.

Selanjutnya akan ditutup dengan Musyawarah Besar untuk memilih pemimpin JQH yang baru untuk satu periode mendatang. (dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *