Aceh-Detakpos-Prof DR K.H Ma’ruf Amin (KMA) mengajak para ulama dan warga Aceh untuk fokus menatap masa depan, melupakan kelamnya masa lalu agar Aceh bangkit menjadi daerah yang bisa menyejahterakan warganya sesuai tujuan UUD 1945 dan Pancasila.
Hal itu disampaikan KMA saat berdialog dengan para pimpinan Dayah (Pondok Pesantren) se Provinsi Aceh, di Hotel Hermes Palace, Rabu (19/9/2018).
“Masa lalu yang kurang baik itu mari kita lupakan. Tidak kita ulangi lagi dan jangan dihidup-hidupkan lagi. Kita kubur masa lalu. Menatap masa depan dengan rehabilitasi-rehabitasi dan perbaikan di semua bidang,” papar KMA, menjawab pertanyaan salah seorang peserta dari kalangan Sufi Muda Aceh.
Lebih lanjut KMA mengatakan, masa depan bangsa ini bersama kepemimpinan Presiden Joko Widodo sangat menjanjikan. Dan terbukti dengan berbagai prestasi.
“Pak Jokowi ini sangat demokratis, tidak neko-neko, ia ingin mengurangi kesenjangan pembangunan. Menghilangkan disparitas antar daerah. Ini satu visi dengan saya. Karena itu saya berkenan berjuang bersama beliau. Sebagai Calon Wakil Presiden, yang mudah-mudahan terpilih sebagai Wapres 2019-2024,” paparnya.
Ke depan, kata KMA,
perlu di Aceh dan seluruh daerah di Indonesia, harus dilakukan dengan pendekatan manusiawi, sesuai UUD dan Pancasila. Dan di Eropa Jokowi hal itu terealisasikan.
“Buktinya ada, kebijakan satu harga, pemerataan pembangunan. Infrastruktur daerah dari pelabuhan, jalan dan lainnya diperkuat. Ke depan kita tinggal memperkuat potensi ekonomi daerah,” imbuhnya.
KMA juga menjelaskan kiprahnya di Majelis Ulama Indonesia yang berupaya mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan umat dan masyarakat ekonomi marginal.
Menghilangkan kemiskinan dan memperkecil disparitas ekonomi dan pembangunan.
“Di MUI saya mengusulkan konsep arus baru ekonomi Indonesia ya g direspons oleh Pak Jokowi dengan program redistribusi aset dan memgasilitasi, advokasi untuk kemitraan antara koperasi, pesantren dengan para pemilik modal.”
Hal itu, kata KMA membuktikan bahwa Negara ini terbuka. Kalau ada yang bilang negara ini tidak pro Islam. Itu salah. Karena negara ini terbuka. Asal sesuai mekanisme, bisa kok diterapkan. Buktinya UU Perbankan Syariah sampai asuransi syariah bisa dikembangkan di Indonesia.
Aceh dikatakan mempunyai kesempatan besar untuk menerapkan syariah secara lebih luas.
Koordinator Santri Millenial Center Ahmad Yani mengungkapkan, kehadiran KMA sebagai Cawapres Jokowi memberi harapan tersendiri bagi para santri, agar ke depan, pemerintah juga memberi perhatian lebih terhadap pesantren.
“Santri itu representasi masyarakat kelas bawah. Karena pendidikan pesantren, dibandingkan pendidikan formal lainnya, cenderung lebih bisa dijangkau masyarakat ekonomi kecil. Tapi hasilnya, banyak lulusan pesantren bisa berkontribusi lebih untuk bangsa,” imbuhnya.(dib)