Masa Pandemi, Watiem Raup Untung Rp 2 Juta/Hari

SABTU pagi seperti biasa Bambang Soesatyo (Bamsoet) menelusuri jalan untuk merekam denyut nadi dan perjuangan hidup masyarakat di tengah pandemi covid-19.

“Akhirnya saya berhenti di sebuah warung nasi “Pecel Ayu” di kawasan Kalibata, Jakarta, seberang Taman Makam Pahlawan.

Adalah Watiem, ibu dari dua anak bernama Ayu (15) dan Desta (4), si pemilik warung bersama adiknya Purwadi berjualan sejak 12 tahun lalu.

Ternyata tidak semua pedagang warung kaki lima terpuruk karena musibah pandemi covid-19 dan kebijakan PSBB (larangan berjualan).

Ada juga yang mendapat berkah. Salah satunya, ya Ibu Watiem pemilik Warung Nasi Pecel Ayu ini.

Larangan berjualan, disiasatinya dengan berdagang melalui online. Yakni, Jualan nasi pecel online melalui Grabfood dan Gofood sejak satu tahun lalu. Dan kini di tengah pandemi, justru di tengah covid-19 omset dagangannya melejit tiga kali lipat karena hampir semua orang pesan online.

Untuk menyiasati harga, Watiem dalam berdagang online dengan bagi hasil 20% kepada merchant online, dia menaikkan harga dagangan. Jika makan di tempat, 15 ribu per porsi. Sementara harga online 20 ribu. Pemilik Pecel Ayu asal Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, setiap hari selama pandemi mampu meraup keuntungan bersih Rp 2 juta.

“Saya kadang pusing kalau tiba-tiba harga bahan baku naik. Karena saya kan tidak bisa menaikan harga begitu saja di online Grap Food dan Go Food,” keluh Watiem.(d/2).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *