Mbah Moen Dimakamkan di Makam Keluarga Rasulullah SAW

MakkahDetakpos-Masih tentang KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).

Kali ini perihal pertanyaan pewarta media tentang detail lokasi di mana janazah Almarhum Mbah Moen “disarehkan” di Ma’la. Berikut informasi yang disampaikan Ketua PBNU Robikin Emhas, Kamis, (8/8).

Syaikhina KH Maimoen Zubair di makamkan di Jannatul Ma’la Makkah, Komplek 70 Nomor 151, Urutan Ke-41.

Demikian sebagaimana keterangan KH Damanhuri, Rais Syuriah PCNU Bantul, Selasa, 6 Agustus 2019.

Jannatul Ma’la atau Komplek Pemakaman Ma’la sendiri sudah ada sejak sebelum zaman jahiliyah.

Jannatul Ma’la adalah makam kuno di Kota Mekkah. Jamaah haji Indonesia biasa menyebutnya Maqom Ma’la.

Komplek pemakaman ini diperkirakan sudah ada sejak 1.700 tahun lalu. Secara geografis komplek makam ini berhadapan dengan Jabal Assayyidah, atau Bukit Siti Khadijah, di daerah al Hujun, Mekkah.

Jaraknya sekitar 1,1 km arah utara dari Masjidil Haram. Dibutuhkan kira-kira 25 menit para peziarah yang ingin berjalan kaki dari Masjidil Haram.

Konon orang pertama yang dimakamkan di Ma’la adalah Qushay bin Kilab, tokoh yang dianggap kakek moyang suku bangsa Quraish. Nabi Muhammad termasuk suku bangsa Quraish, karena itu kakek Nabi Muhammad juga dimakamkan di Ma’la, antara lain Abdu Manaf bin Qushay, Hasyim bin Abdu Manaf dan Abdul Muthalib bin Hasyim.

Demikian juga paman-paman Nabi Muhammad SAW seperti Abu Thalib. Juga kedua putera beliau: Al-Qasim dan At-Thayib.

Di Ma’la juga dimakamkan Sumayyah bin al-Khabbath (wanita pertama yang mati syahid), Abdullah bin Yasir (saudara ‘Ammar bin Yasir), serta puteri dan putera sahabat Abubakar Siddiq ra, yaitu Asma’ binti Abubakar Siddiq ra dan  Abdurahman bin Abubakar Siddiq, serta putera sahabat Umar bin Khattab yaitu Abdullah bin Umar bin Khattab. Masih banyak lagi sahabat Nabi Muhammad SAW yang dimakamkan di Ma’la.

Dulu, di pemakaman ini ada kubah besar yang menaungi makam Siti Khadijah. Para peziarah jadi lebih mudah menemukan pemakaman ini.

Tetapi oleh P mmemerintah Arab Saudi, kubah itu diratakan agar tak dikeramatkan oleh peziarah.

Sebelumnya, tak sedikit juga ulama besar nusantara dimakamkan di sini. Antara lain Syaikh Ahmad Khatib Sambas, Syaikh Abdul Karim Al Bantani, Syaikh Nawawi Al Bantani, Syaikh Muslih Mranggen, dan masih banyak lagi.(d/2).

Editor: A AAdib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *