Pendidikan Karakter ke-Indonesian masih Sebatas Wacana

JakartaDetakpos– Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), tidak bisa terlepas dari peran Ki Hadjar Dewantara dengan Tamansiswa Perguruan Nasional.

“Coraknya, kebangsaan yang anti penjajahan dan penindasan,” ujar Dr Tarto Sentono, M.Pd
di Jakarta, Kamis (2/5).

Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI) ini mengatakan, saat ini ada kecendurungan menurunnya semangat kebangsaan Indonesia dengan munculnya kelompok-kelompok identitas dengan simbul dan jargon dari golongan atau kelompok identitas tersebut.

Tarto Sentono juga menyampaikan Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2019, hendaknya dapat memberi spirit baru “Memajukan Pendidikan dan Menguatkan Kebudayaan Nasional” dalam kerangka menguatkan dan mempertebal paham kebangsaan, wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air Indosesia.

Sesuai tujuan Nasional Bangsa Indonesia, bahwa dibentuk dan disusun Pemerintahan Indonesia di antaranya yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan Bangsa.

“Persoalanya bagaimana pendidikan Nasional bisa mewujudkan kesejahteraan bangsa (Bangsa Indonesia yang sejahtera) dan menghasilkan manusia-manusia yang cerdas seperti amanat alenia ke IV Pembukaan UUD 1946, tidak sekedar pandai. Tetapi manusia cerdas yang dimaksud pada pembukaan UUD 1945 yaitu manusia yang mempunyai komitmen Kebangsaan Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Manusia yang mempertahankan dan melaksanakan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Tantangan yang dihadapi pendidikan nasional saat ini yaitu pendidikan di zaman 4.0 yang serba digital, dan global dengan segala masalah dan kemudahanya.

Dengan “memajukan Pendidikan dan menguatkan Kebudayaan” tetap bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan Bangsa, serta menghasilkan hasil didik anak bangsa yang cerdas, paham persoalan yang dihadapi bangsanya dan mempunyai kemampuan mengahapi kemajuan alam dan zaman, dengan segala kompetisinya, tetapi tetap mencintai Pancasila bangsa dan negara Republik Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *