JAKARTA – Detakpos.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memperbaharui catatan laporan kejadian bencana dari berbagai daerah, tidak ada laporan kejadian baru namun BNPB mencatat update perkembangan situasi penanganan bencana signifikan pada hari ini Kamis, (20/3).
Update kejadian bencana yang pertama datang dari Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Gempabumi berkekuatan 5,5 Magnitude pada Selasa (18/3) pukul 05.22 WIB telah mengakibatkan satu korban meninggal dunia, dan 1 korban luka akibat tertimpa tanah longsor. Saat ini korban luka telah ditangani di Puskesmas Onan Hasang.
Selain korban jiwa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Utara melaporkan sejumlah kerugian materiil antara lain dua rumah tertimbun longsor, satu rumah rusak berat, 12 rumah rusak ringan, satu fasilitas pendidikan rusak ringan, tiga fasilitas pendidikan rusak sedang, dan 1 fasilitas pendidikan rusak berat. Selain itu terdapat tiga akses di jalan Nasional Tarutung – Sipirok tertimbun longsoran hingga tidak dapat dilalui kendaraan, serta beberapa jalan penghubung antar desa retak dan berpotensi longsor.
Dari Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan update kondisi terkini banjir yang merendam tujuh kecamatan sejak awal Maret terpantau masih menggenang di beberapa ruas jalan dan pemukiman warga dengan Tinggi Muka Air (TMA) sekitar 50 hingga 100 sentimeter. Peningkatan TMA di lokasi banjir diakibatkan oleh kiriman air dari Hulu Sungai Musi serta akibat intensitas hujan masih cukup tinggi. Kondisi ini akan terus dimonitor oleh petugas di lapangan.
Sementara dari update penanangan banjir di Kabupaten Sumedang, sebagian wilayah telah surut, para warga dibantu petugas gabungan membersihkan rumah dari material sisa banjir. Petugas juga melakukan pembersihan material penghambat di Sungai Cimande dan pembuatan tanggul jebol dengan bronjong dan geobag. BPBD Kabupaten Sumedang melakukan pemberian makan untuk sahur dan buka bagi warga hingga tanggal 22 Maret mendatang. Sebelumnya dilaporkan sebanyak 1.001 rumah yang tersebar di lima desa terdampak banjir sejak Kamis (13/3).
BPBD Kabupaten Indragiri Hilir melaporkan update penanganan bencana banjir di wilayahnya. Hingga Rabu (19/3) update ketinggian air di beberapa lokasi bervariasi antara 20 hingga 80 sentimeter. Sebelumnya dilaporkan banjir melanda 11 desa di 5 kecamatan sejak Jumat (14/3) pagi. Tercatat 3.367 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan 140 KK diantaranya terpaksa mengungsi.
Dari Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau juga memperbaharui laporan kejadian bencana banjir yang terjadi sejak Jumat (7/3). BPBD Kabupaten Pelalawan melaporkan per Rabu (19/3) pukul 18.00 WIB ketinggian air masih berkisar antara 30 hingga 100 sentimeter. Sebelumnya diketahui banjir merendam empat kecamatan antara lain Kecamatan Pangkalan Kerinci, Langgam, Pelalawan dan Pangkalan Kuras. Sedikitnya 3.336 unit rumah, 10 unit fasilitas pendidikan, dan 57 fasilitas umum terdampak.
Banjir juga masih merendam dua kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. BPBD Kota Pekanbaru melaporkan per Rabu (19/3) pukul 18.00 WIB, di Kecamatan Tenayan Raya debit air mengalami kenaikan 10 hingga 15 sentimeter dari hari sebelumnya, sementara di Kecamatan Rumbai debit air cenderung turun 5 hingga 15 setimeter dari hari sebelumnya. Sebelumnya dilaporkan banjir merendam sejak awal Maret akibat pasang surut air laut dan lokasi yang berdekatan dengan Sungai Siak. Banjir menyebabkan 1.700 jiwa terdampak dan 80 jiwa terpaksa mengungsi.
Berdasarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh instansi terkait per 19 sampai 21 Maret 2025, berikut ini adalah wilayah dengan potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang, yaitu Aceh, Bali, Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara.
Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah dengan melakukan pembersihan drainase, perbaikan dan pemeliharaan tanggul, mempersiapkan tas siaga bencana, melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman ketika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang (feasibility) kurang dari 100 meter.