Prihatin Konsumsi Rokok, Anak Muda di 9 Kota Kampanye Serentak

JakartaDetakpos-Sejumlah anak muda melakukan kampanye serentak #SatuPuntungSejutaMasalah di 9 kota mulai  hari ini (24/11/2019). Inisiator kampanye adalah Pembaharu Muda FCTC, yakni 20 anak muda dari 20 kota, yang aktif melakukan aksi mendukung pengendalian tembakau untuk melindungi anak Indonesia dari dampak rokok, melalui aktivitas berbasis media sosial

Pasalnya, hasil riset oleh peneliti Universitas Georgia, Jenna Jambeck, dan dirilis pada 2015, menunjukkan, Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah di laut setelah China. Setidaknya ada 187,2 juta ton sampah dari Indonesia ada di laut.

Faktanya, dari jumlah tersebut sampah puntung rokok menjadi sampah terbanyak di laut. Hal ini diperkuat data dari The Ocean Conservancy, yang setiap tahun mensponsori International Coastal Cleanup (ICC), kegiatan bersih-bersih badan air di seluruh dunia. Sampah terbanyak yang dikumpulkan saat ICC setiap tahun adalah puntung rokok.
Dalam 25 tahun terakhir, relawan ICC mengumpulkan sekitar 53 juta puntung rokok.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan dilakukan oleh jutaan orang. Setidaknya dua pertiga puntung rokok ditemukan berserakan di trotoar atau selokan, dan akhirnya berujung di laut.

Padahal, limbah puntung rokok tergolong limbah berbahaya dan beracun, setara dengan limbah pabrik, dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kelangsungan hidup manusia.

“Melalui kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah ini kami ingin menunjukkan betapa  banyaknya permasalahan di balik puntung rokok,” kata Yokbet Merauje, Pembaharu Muda dari Papua.

“Puntung rokok adalah masalah lingkungan. Selain merupakan sampah terbanyak di lautan, puntung rokok adalah golongan sampah berbahaya (B3) yang memerlukan waktu 10 tahun untuk terurai,” ujar pegiat Forum Anak Papua ini.

“Ada juga masalah banyaknya konsumsi zat adiktif rokok dibalik sampah puntung rokok,” tegas Janitra Hapsari, Pembaharu Muda Kota Yogyakarta. Nita, panggilannya,  mengatakan Indonesia adalah urutan ke-3 konsumsi rokok di dunia.

“Data Riskesdas 2013 menyebutkan perokok di Indonesia menghabiskan minimal 12 batang setiap hari. Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa industri rokok memproduksi rata-rata 338 miliar batang rokok untuk memenuhi adiksi lebih dari 90 juta perokok aktif di Indonesia. Ini sangat mengkhawatirkan,” tegas alumnus Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada ini.

Sarah Haderizqi Imani, Pembaharu Muda kota Tangerang, mengingatkan bahwa puntung rokok adalah masalah banyaknya orang yang terpapar asap rokok. “Kita bisa  menemukan puntung rokok di mana saja, karena orang bisa merokok di semua tempat, dimanapun ia beraktivitas,” kata Sarah.

Ia menambahkan, data dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menyebutkan 78% remaja terpapar asap rokok di tempat umum. “Lebih dari 97 juta orang di Indonesia menjadi perokok pasif, temasuk anak-anak, dan beresiko 3 kali mengidap penyakit kronis karena asap rokok,” papar pegiat Forum Anak Kota Tangerang ini.

Yoke, Nita, Sarah, bersama 6 Pembaharu Muda (PM) mulai hari ini (24/11/2019) menggelar kampanye serentak  #SatuPuntungSejutaMasalah di 9 kota di Indonesia. Keenam PM lainnya adalah Askari Banaali (PM kota Luwuk, Banggai), Ria (PM kota Surabaya), Julio (PM kota Banjarmasin), Raja Pangestu (PM kota Surakarta), Ahmad Abdan Syukron (PM kota Mataram), dan Sarah Muthiah Widad (PM kota Jakarta). Khusus Raja dan Syukron, akan menggelar kampanye pada Selasa (26/11/2019).

Bentuk kampanye yang dilakukan Pembaharu Muda ini adalah, bersama-sama teman, organisasi dan  komunitas masing- masing memungut sampah puntung rokok di sejumlah lokasi tempat mereka beraktivitas. Ada yg  melakukan aksi di area Car Free Day, terminal, stasiun, taman, perumahan dan jalanan di sekitar kampus/sekolah.

Puntung rokok yang terkumpul ditimbang, dan didokumentasikan. Foto-foto kegiatan diupload di media sosial organisasi/komunitas dan pribadi dengan menandai ke akun @fctcindonesia serta diupload juga ke www.pilihbicara.org.

Sejumlah komunitas dan organisasi bersemangat mengikuti kampanye ini. Tidak kurang dari 30 komunitas/organisasi berpartisipasi, di antaranya Forum Anak Kota Tangerang, Forum Anak Papua, Forum Anak Surakarta, Forum Generasi Berencana, Ruang Pemimpi Solo, Satuan karya Pramuka, Bakti Husada, Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Jogja Sehat Tanpa Tembakau (JSTT), Banggai Generation on Tobacco Control (BGTC), Hima Kesmas, UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Kedokteran UGM, Gagas Mataram dan CIMSA Jogja.

Abdan Syukron dan Sarah Muthiah Widad sepakat ada hubungan erat antara banyaknya limbah puntung rokok di Indonesia dengan konsumsi rokok yang  tinggi. Sedangkan Julio, Raja Pangestu, dan Ria, menegaskan Indonesia sudah darurat rokok.

Karena itu, kesembilan Pembaharu Muda sepakat mendukung pemerintah membuat satu regulasi yang komprehensif  mengatasi permasalahan rokok. Askari, mewakili Pembaharu Muda, menegaskan persoalan puntung rokok hanya bisa ditanggulangi dengan Reduce, yaitu mencegah munculnya puntung rokok dengan mengurangi atau tidak mengonsumsi rokok.

“Harus ada regulasi komprehensif yang mengatur sejuta masalah yang ditimbulkan dari puntung rokok. Mulai dari pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok, menaikan harga rokok semahal-mahalnya, membatasi akses mendapatkan rokok dan  menerapkan KTR,” pungkas  Askari.

Kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah akan terus berlangsung hingga Januari 2020. Melalui pelibatan dengan berbagai organisasi dan komunitas akan membangun kesadaran masyarakat bahwa di balik puntung rokok ada banyak masalah yang terkait dengan masa depan bangsa, khususnya generasi muda.(d/2).

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *