Radikalisme dan Gerakan anti Pancasila Jadi Tantangan Serius

SurabayaPersatuan Alumni Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) Jawa Timur, menggelar acara Dies Natalis ke-60 Tahun dan Pengukuhan Dewan Pimpinan Provinsi Persatuan Alumni Gerakan Siswa Nasional Indonesia (DPP PA GSNI) Jawa Timur.

Acara tersebut mengusung tema “Membangun Jiwa Nasionalisme, Patriotisme, GSNI & Tantangan di Era Revolusi Industri IV” baru baru ini.

Acara digelar di Hall Mangkunegara Hotel Narita Jl. Barata Jaya XVII No. 57-59 Surabaya tersebut dihadiri oleh segenap Alumni  GSNI dan para kader GSNI Se-Jawa Timur. Tercatat peserta yang hadir kurang lebih 100 peserta yang terdiri dari pendiri GSNI Djoko Soemadyo, DPN PA GSNI Soenarto Sardi Atmodjo (Ketua Umum), Ir. Triwi Husodo (Sekjen), Hadi Harjono (Pengurus), Ketua Umum DPP GSNI Abdul Gani, sesepuh GSNI Jawa Timur, J.Subekti, Nuniek, perwakilan kaum perempuan Nasionalis Noviana Yaniar dan perwakilan GSNI dari Cabang-cabang Se- Jawa Timur.

Ketua DPP PA GSNI Jawa Timur, Soenarwan Marhaendra menegaskan saat ini di kalangan pemuda dan pelajar menghadapi tantangan paham radikalisme dan gerakan anti Pancasila.

“Paham radikalisme dan gerakan anti Pancasila menjadi tantangan serius bagi kaum muda dan jajaran DPP PA GSNI Jawa Timur,” kata Soenarwan.

Lebih lanjut Soenarwan menegaskan, dirinya merasa miris dengan kehidupan berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini. Yakni, banyak generasi muda yang jauh terlibat ke dalam gerakan paham radikalisme dan gerakan anti Pancasila serta berniat mengganti dengan ideologi lain.

“Maka dari itu, saatnya para pemuda berani melakukan perlawanan secara ideologis, dengan memperdalam wacana terkait ideologi bangsa serta membangun lingkaran kader nasionalis yang kuat, melalui belajar berorganisasi di GSNI, yang konsistensi mengawal Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika serta berdiri diatas agama dan kepercayaan apapun, suku apapun, ras apapun, golongan apapun, pondasi yang ditanamkan adalah kebangsaan, nasionalisme bukan primordial maupun transnasional” paparnya.

Soenarwan melanjutkan dalam menindaklanjuti agenda besar ideologis, DPP PA GSNI Jatim terus melaksanakan kaderisasi.

Lain hal dengan Ketua Umum DPN PA GSNI, Soenarto Sardiatmodjo menyampaikan “Sesuai Anggaran Dasar dan Rumah Tangga organisasi, menegaskan bahwa PA GSNI Independen tidak berafiliasi pada partai politik apa pun, dan pada Pemilu 2019 mempersilakan kader memilih siapapun. Persatuan Alumni Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) membebaskan kadernya bersikap di Pemilihan Presiden 2019 dengan memilih sesuai hati nurani masing-masing.” ujarnya

Soenarto mengatakan GSNI telah berusia 60 Tahun, dan kadernya jutaan jumlahnya alumninya, Kader PA GSNI saat ini ada dihampir di semua partai politik, bahkan ada yang dipercaya menjadi anggota legislatif maupun saat ini maju sebagai caleg, selain itu juga banyak yang menjadi akademisi, pengusaha, kepala daerah, birokrat, Jendral (Purn) di TNI maupun Polri, Ketua DPR dan Pimpinan MPR, Menteri hingga Presiden RI.

Terkait konstelasi kebangsaan, pada kesempatan tersebut ketua umum juga menyampaikan yang perlu di lakukan GSNI saat ini, di antaranya adalah penanaman kejujuran dan budaya anti korupsi, gerakan anti narkoba dan tawuran, penanaman pondasi dan komitmen kebangsaan dengan Pendidikan Pancasila, melawan radikalisme/ekstrimisme sejak dini, serta penanaman jiwa wirausahawan.

Sumber: Humas GSNI

Editor:A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *