Rawat Keutuhan Bangsa Lewat ‘Menjadi Indonesia’ 

Kampar – Detakpos-Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan 32 Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) se-Indonesia kembali menyelenggarakan lomba video pendek untuk ketiga kalinya dalam tiga tahun terakhir.

Kali ini mengangkat tema “Menjadi Indonesia”. Dalam workshop sebagai awalan kegiatan di Kabupaten Kampar, Riau, Rabu kemarin, aktor Mathias Muchus menyebut kegiatan ini sebagai ikhtiar merawat keutuhan bangsa.

Mathias Muchus adalah satu dari beberapa aktor,  aktris dan sineas yang dilibatkan dalam kegiatan ini untuk menjadi mentor bagi pelajar setingkat SMA dan sederajat dalam proses pembuatan video. Nama-nama tersebut di antaranya Christine Hakim, Jajang C. Noer, Wulan Guritno, Prisia Nasution, Ence Bagus, Teuku Rifnu Wikana, Anisa Putri, Tjandra Wibowo, Ratrikala Bhre Aditya, Swastika Nohara, dan Diah Kusumawati.

“Fenomena intoleransi, radikalisme dan dorongan untuk menggeser Pancasila sebagai ideologi dasar patut kita pertanyakan. Karenanya dari kalianlah untuk mulai mengkonter ajaran-ajaran tersebut dengan semangat kebangsaan dan jiwa nasionalisme,” kata Mathias Muchus di hadapan 172 pelajar SMA.

Aktor kawakan yang telah menyabet berbagai penghargaan di perfilman nasional dan internasional tersebut menilai Indonesia saat ini tengah dirundung masalah terkait radikalisme dan terorisme.

Dia menyebut kondisi ini tidak seharusnya terjadi apabila seluruh elemen masyarakat menyadari kekayaan dan keberagaman Indonesia adalah perekat, bukan sebaliknya sumber permasalahan.

“Tema ‘Menjadi Indonesia’ mengingatkan kita kembali sebagai anak bangsa. Apa betul kita sudah menjadi Indonesia. Sumbangsih apa yang sudah kita berikan kepada Indonesia agar tetap aman, tetap utuh dari upaya rongrongan radikalisme dan terorisme,” tandas Muchus.

Di tengah arus informasi yang begitu deras, masih kata Mathias Muchus, pelajar harus mampu menunjukkan jati dirinya sebagai anak bangsa dan berkarakter dan berintegritas. Hal ini penting sebagai benteng terhadap ajaran radikal terorisme yang menyusuo di tengah beragam informasi di media sosial.

“Dengan mengikuti lomba video pendek BNPT, kalian tidak hanya membentengi diri sendiri, tapi juga membentengi sahabat dan teman-teman yang bahkan tidak pernah kalian temui,” ujarnya.

Mathias Muchus yang asli Sumatera Selatan menyebut Riau sebagai daerah yang kaya budaya. Pelajar di Kampar diharapkan bisa mengeksplor secara mendalam tema “Menjadi Indonesia” dalam membuat video pendek yang dilombakan, sehingga memiliki kekhasan dan menunjukkan keragaman adalah indah.

“Ayo tunjukkan Indonesia kaya dan Indonesia aman. Indonesia tenang dan Indonesia tidak bisa dironrong dengan ajaran radikal terorisme,” pungkas Mauchus.

Lomba video pendek merupakan bagian dan soft approach penanggulangan terorisme yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2016. Dalam 2 tahun awal pelaksanaan, yaitu tahun 2016 dan 2017, kegiatan ini sudah menghasilkan 1200 video yang keseluruhannya diunggah ke media sosial Youtube, dan telah disaksikan tak kurang dari 24 juta kali. Kegiatan sudah berhasil menjadi kontrapropaganda terhadap radikalisme dan terorisme. (dib)  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *