Survei: Hanya 4% Orangtua Ajarkan Kejujuran pada Anak

JakartaDetakpos-“Kalau ada yang cari ibu, bilang ibu gak ada ya. Kemudian saat ada tamu datang, anaknya berkata, ‘Kata ibu, ibu gak ada’. Anda pernah melakukan hal tersebut. Jika pernah, jangan pernah ulangi lagi.

“Ini sebenarnya kita sedang mengajarkan nilai-nilai yang tidak mendukung perilaku antikorupsi. Anak-anak bukan ditanamkan nilai kejujuran, tapi malah diminta berbohong,” ujar Psikolog Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Zahrotun Nihayah, Senin kemarin.

Contoh di atas disampaikan Zahrotun saat menjadi salah satu pembicara pada talkshow “Perempuan dan Gerakan Pencegahan Korupsi di Kementerian Agama”, di Jakarta.

Selain Zahro, talkshow yang digelar dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia 2018 (Hakordia 2018) ini, menghadirkan Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Yuyuk Andriati dan Penasehat DWP Kemenag Trisna Willy Lukman Hakim sebagai narasumber.

“Terkadang kita tidak sadar, perilaku-perilaku sehari-hari kita malah menanamkan nilai-nilai yang jauh dari integritas. Yang ini, sebenarnya dapat berpengaruh pada perkembangan kepribadian seorang anak,” ujar Zahro dilansir MCH Kemenag.

Ia pun menuturkan, terkait dengan pencegahan korupsi, keluarga merupakan sekolah anti korupsi bagi anak-anak. Karena melalui keluarga, penanaman nilai-nilai yang membentuk kepribadian seseorang itu dilakukan.

“Keluarga sekolah anti korupsi paling baik buat anak. Keluarga menanamkan nilai-nilai anti korupsi bagi anak-anak. Keluarga-keluarga anti korupsi yang berkumpul, maka akan membentuk tatanan masyarakat yang anti korupsi,” ujar Zahro.

Senada dengan Zahro, Kepala Bagian Humas KPK Yuyuk Andriati menilai biahwa tindakan korupsi adalah evolusi dari perilaku-perilaku koruptif.

“Perilaku koruptif itu mungkin terlihat sepele, tapi ternyata berdampak sangat luar biasa. Misalnya, tidak melakukan budaya antri, dan sebagainya,” kata Yuyuk.

Di sinilah menurut Yuyuk, KPK kemudian menginisiasi gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK). Gerakan ini dilahirkan atas sebuah keprihatinan. Keprihatinan yang disampaikan oleh sebuah survey yang dilakukan KPK pada tahun 2012 – 2013 di kota Solo dan Yogjakarta.

“Studi ini menyajikan fakta bahwa ternyata hanya 4% orang tua yang mengajarkan kejujuran pada anak-anaknya,” jelas Yuyuk.

KPK berharap melalui gerakan SPAK dapat ditanamkan nilai-nilai anti korupsi mulai dari keluarga. Perempuan mengambil peran sentral dalam penanaman nilai tersebut dalam keluarga.

Yuyuk juga menyampaikan, KPK mengapresiasi keberadaan SPAK di Kemenag. “KPK sekarang memiliki teman. Setiap kami ke daerah, kami selalu punya teman, karena ada teman-teman SPAK Kemenag,” ujar Yuyuk.(dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *