Teladani Sifat Rosulullah Hadapi Era Post-Truth dan Disrupsi

Surabaya-Detakpos-Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk meneladani empat sifat Rasulullah Muhammad SAW di era post truth dan disrupsi seperti saat ini.

Menurut Khofifah, empat sifat teladan umat muslim itu akan mampu menangkal dampak negatif dan memperbaiki komunikasi di era pasca kebenaran dan disrupsi.
“Jika Rasulullah memiliki sifat ash shiddiq (benar) maka pada era postruth mencari kebenaran sejati harus dilakukan lebih serius mengingat eranya penuh hoax (kebohongan),” pesan gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini, dalam memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tanggal 12 Robiul Awwal, dan jatuh pada Sabtu (9/11).

“Jika Rosulullah hadir untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia (akhlaqul karimah) maka hari ini eranya disrupsi (nilai- nilai tercabut dari akarnya),” ia melanjutkan.

Begitu juga sifat Nabi Muhammad tabligh (menyampaikan), fathonah (cerdas) dan amanah (dapat dipercaya). Sifat Nabi Muhammad SAW ini harus menyatu diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Yakni dengan cara menyampaikan yang benar, dan juga cerdas dalam menerima dan menyaring informasi yang ada.

Oleh karenanya, pekerjaan rumah seluruh warga bangsa saat ini adalah membangun karakter bangsa dan melakukan revolusi mental. Dan momentum kelahiran Nabi Muhammad merupakan momentum yang tepat untuk menyempurnakannya.

“Bersama-sama mari kita mencari format komunikasi yang paling tepat di era posttruth dan disrupsi ini. Hal ini penting, karena semakin banyak orang yang tidak tahu harus berpegang kebenaran pada apa dan siapa,” tutur mantan Menteri Sosial ini.
Begitu pula dengan membangun harmoni diantara keberagaman yang tentunya membutuhkan sikap toleran dan moderat. Keteladanan bisa diambil dari Nabi Muhammad saat memimpin kota Yatsrib (saat ini Madinatul Munawwarah). Di tengah masyarakat Madinah yang sangat beragam, baik agana, strata sosial dan ekonomi serta suku Rasulullah mampu membangun harmoni yang kuat di antara keberagaman.
“Melalui piagam Madinah, masing-masing golongan dengan perwakilannya mengikatkan diri untuk saling nelindungi dan memenuhi hak- haknya sehingga mereka hidup penuh harmoni dalam perbedaan,” sambung wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut.
Menurutnya memasuki revolusi industri 4.0 keterampilan yang harus dimiliki masyarakat yaitu complex problem solving. Dimana, keterampilan ini dibutuhkan untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada di dunia maya tapi tidak ditemui di lapangan.
Terakhir, di bulan Robiul Awwal yang penuh berkah ini, Khofifah mengajak warga Jawa Timur untuk memperbanyak sholawat. Dengan harapan sholawat akan menjadi penolong di hari akhir nanti.
“Saya mengajak masyarakat Jawa Timur memperbanyak membaca sholawat nabi khususnya pada bulan robiul awwal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW , semoga kita mendapat syafaat beliau di hari akhir nanti. Amin,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *