Usut Asal Klaster Baru Covid-19 Akibat PTM

JakartaDetakpos.com– Sejumlah sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) diduga menimbulkan kluster Covid-19 dan telah dihentikan setelah puluhan siswa dinyatakan positif covid-19, yaitu di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Mrebet di Kabupaten Purbalingga dan delapan sekolah di Kabupaten Blora, Jawa Tengah,

Merespons hal iti Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah daerah/Pemda melalui Dinas Pendidikan segera menindaklanjuti adanya dugaan temuan kluster Covid-19 yang terjadi akibat pelaksanaan PTM, dengan mengevaluasi penyebab terbentuknya kluster covid-19 di lingkungan sekolah tersebut, sehingga dapat diketahui apakah kluster tersebut benar-benar terjadi akibat PTM atau merupakan penyebaran dari tempat lain.

“Pemda untuk segera mensterilisasi lingkungan sekolah yang menjadi kluster Covid-19 tersebut, dan meminta pengurus sekolah untuk menutup sementara pelaksanaan PTM-nya dan kembali menggunakan metode daring,”tutur dia.

Selain itu dia juga meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek untuk memperbanyak dan mengakselerasi pemberian vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 12-17 tahun, dikarenakan kegiatan PTM saat ini telah mulai dilaksanakan dan diperlukan penguatan proteksi pada anak ketika harus melakukan kegiatan PTM yang mengharuskan adanya interaksi langsung secara tatap muka dengan teman-teman maupun dengan gurunya.

Juga meminta Kemendikbudristek untuk mengawasi pelaksanaan PTM di sekolah-sekolah lainnya, baik dari penerapan protokol kesehatan, kesiapan sarana prasarana pendukung PTM, pertimbangan syarat vaksin bagi tenaga kependidikan dan pendidik juga siswa/i yang melakukan PTM, dan dilakukannya tes covid-19 secara berkala bagi tenaga kependidikan, pendidik, dan siswa/i yang kembali bersekolah secara tatap muka.

Miskonsepi di Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan terkait PTM, bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), telah mengakui jika ada miskonsepsi terkait data yang menyebutkan bahwa klaster Covid-19 PTM terbanyak adalah Jatim.

Data yang dikeluarkan Kemendikbud Ristek adalah data akumulasi selama 14 bulan terakhir, sejak tahun 2020 lalu. InsyaAllah, PTM di Jawa Timur dikawal cukup ketat, jelas Khofifah.

Secara berkala, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PTM jenjang SMA/SMK atau SLB yang telah berlangsung selama lebih dari dua pekan ini. PTM dilaksanakan secara hybrid dengan menggabungkan konsep tatap muka dan daring.

Alhamdulillah, Jawa Timur saat ini level 1 dengan 25 daerah level 1 sisanya 13 daerah level 2 dan semua daerah risiko rendah atau zona kuning sehingga sekolah bisa melaksanakan PTM terbatas bertahap, kata Khofifah.

Meski demikian, Khofifah terus mengajak seluruh masyarakat untuk tetap  waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes). Ini penting, karena kedisiplinan menjalankan prokes menjadi salah satu kunci untuk melindungi diri kita dan orang di sekeliling kita dari penularan Covid-19.(d/2)

Editor : A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *