Bali – Detakpos-Gerak Lawan sebagai aliansi strategis kelompok masyarakat sipil memanggil Rakyat Indonesia untuk Menggugat : Kehidupan tanpa Bank Dunia, wujudkan kedaulatan pangan dan tegakkan keadilan sosial.
Gugatan rakyat adalah respon terhadal agenda pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF di mana Pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah bagi pertemuan tersebut yang dimulai 10 sampai 14 Oktober 2018.
Berbagai elemen masyarakat sipil progresif dari tingkat lokal, nasional, regional dan internasional turut bergabung dengan Gerak Lawan merespon pertemuan tahunan Bank Dunia-IMF tersebut. Agenda gerakan rakyat ini bertajuk Rakyat Menggugat: World Beyond Banks.
Muhammad Reza Sahib, Koordinator Gerak Lawan menyampaikan, IMF dan Bank Dunia adalah dua lembaga yang kehadirannya sama sekali tidak memberikan keuntungan apa-apa bagi rakyat dunia.
“IMF adalah sebuah kenihilan, kesia-siaan yang hakiki atas kontribusinya bagi kesejahteraan masyarakat dunia. Tak ada hal siginifikan yang berguna dilakukannya selama lembaga ini eksis di muka bumi. Yang miskin tetap saja miskin, malah makin miskin. Kedaulatan negara digerogoti,” tuturnya.
“Selama lima hari ke depan Gerak Lawan akan melakukan serangkaian kegiatan mulai dari aksi damai, diskusi, dan pertunjukan budaya untuk menyuarakan penolakan atas kedua lembaga ini,” lanjutnya.
David Calleb Otieno dari Kenyan Peasants League (Organisasi Petani Kenya) menyatakan di negaranya, IMF memaksakan paket reformasi yang terus menguntungkan para kreditor di Kenya.
“Rasio utang Kenya pada PDB saat ini adalah sekitar 70 persen. Jadi hampir semua diprivatisasi: air, telekomunikasi, transportasi. Kenya bahkan punya ATM Air. Petani jadi kehilangan otonomi terutama atas benih dan kebijakan pertanian karena semuanya didorong untuk pencarian laba dan cash crops. Kebijakan ini semuanya didorong oleh Bank Dunia dan IMF,” paparnya.(dib)