Bojonegoro – Detakpos – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan 3.415 warga (2.785 kepala keluarga/KK) yang tersebar di 11 kecamatan kesulitan air bersih, disebabkan terdampak kekeringan musim kemarau.
“Sampai dengan hari ini, setidaknya sudah 11 Kecamatan yang mengirimkan surat (meminta pasokan air bersih),” kata Kepala BPBD Bojonegoro Umar Ghoni, dalam release yang diterima detakpos di Bojonegoro, Kamis (25/7).
Sebanyak 3.415 jiwa (2.785 KK) lokasinya di Kecamatan Kepohbaru, Padangan, Temayang, Sugihwaras, Tambakrejo, NGraho, Kapas, Purwosari, Sumberejo, Kasiman dan Sukosewu.
“Yang jelas BPBD sudah mulai mendistribusikan air bersih sejak beberapa waktu lalu, setelah ada permintaan air bersih dari warga,” kata dia.
Ia memberikan gambaran bawa pendistribusian air bersih yang dilakukan rata-rata mencapai 20 ribu liter per harinya untuk warga yang kesulitan air bersih terdampak kekeringan.
“Satu titik yang mengalami kekeringan 1 tangki air bersih,” ucapnya menegaskan.
Ia juga memperkirakan permintaan air bersih akan terus meningkat, dengan memperhitungkan pada Agusutus mulai memasuki puncak kemarau sebagaimana prakiraan yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Untuk antisipasi peningkatan permintaan maka disediakan empat armada truk tangki yang akan melayani permintaan air bersih,” ujarnya.
Ia menambahkan bawa sistem sistem distribusi kini diatur sedemikian rupa dimana air langsung di turunkan di titik penampungan sementara, kemudian pihak desa yang akan mengatur mekanismenya.
Upaya ini, lanjut Umar Ghoni, sebagai upaya sinergi antara pemkab sampai desa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Tahun 2019 ini BPBD mengalokasikan anggaran 200 juta untuk memenuhi kebutuhan air bersih,” katanya seraya menambahkan sampai saat ini BPBD telah mendistribusikan air bersih ke 12 desa diwilayah Bojonegoro. (*)
Penawarta: Agus S
Editor: Redaksi/Adib