Hapus Pendidikan Agama di Sekolah Tidak Sesuai Kebangsaan

JakartaDetakpos-Munculnya opini yang berpandangan bahwa pendidikan agama di sekolah sebaiknya dihapus, merupakan gagasan yang parsial dan tidak senafas dengan semangat kebangsaan.

Demikian pandangan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto terhadap munculnya opini yang muncul tentang penghapusan pendidikan agama di sekolah.

Setidaknya, menurut Susanto di Jakarta, Sabtu (6/7), terdapat lima alasan mengapa pendidikan agama di sekolah itu sangat penting:

Pertama, lanjut dia, Indonesia merupakan negara yang berlandaskan Pancasila.

“Sila Pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka, pendidikan agama di sekolah sejatinya merupakan realisasi dari sila pertama,”tutur dia.

Kedua, lankut dia, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak.

“Proses pembentukan watak diperlukan pendidikan agama,”tutur dia.

Tentu pendidikan agama tidak sekadar menjadi pengetahuan tetapi harus mewarnai sikap dan perilaku.

“Jika ada anak yang masih melakukan tawuran, padahal nilai pendidikan agamanya bagus tidak dibenarkan menjadi alasan pendidikan dihapus tetapi metode pembelajarannya yang harus dievaluasi,”papar dia.

Keempat, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia dan seterusnya.

Dengan demikian pendidikan agama merupakan kunci yang mendasar menyiapkan generasi yang berakhlak mulia.

“Tentu, guru yang mengajar agama harus kompeten, terseleksi dan tidak memiliki kecenderungan memiliki faham radikalisme. Dalam banyak kasus justru yg memiliki kecenderungan radikalisme itu bukan dari guru agama tetapi guru dengan mata pelajaran tertentu dan bicara agama, padahal bukan kompetensinya,”tambah Susanto.

Kelima, menghubungkan pendidikan agama dengan kekhawatiran munculnya radikalisme itu tidak tepat.

“Justru pendidikan agama akan menjadi counter radikalisme dan terorisme, jika guru yang mengajarkan adalah guru agama yang kompeten dan terseleksi,”pungkas Susanto.(dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *