Ikatan Gus Gus Sesalkan Kontroversi POP di Lingkungan NU

MalangDetakpos-Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI), KH Dr Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menyayangkan pernyataan Ketua PP Maarif NU Arifin Junaidi yang menanggapi secara terbuka pertemuan Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf usai bertemu Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.

“Apapun Gus Yahya itu Katib Aam Syuriyah yang merupakan bagian dari struktur tertinggi dalam organisasi NU yang harus dihormati. Saya kira ketua lembaga seharusnya merapat dan tidak perlu ada pernyataan di media, karena lembaga Syuriah itu memang pengambil kebijakan strategis di dalam organisasi NU,” ujar Pengasuh Pesantren An Nur 1 Bululawang, Malang, Jumat, 7 Agustus 2020.

Menurut Gus Fahrur, penting bagi semua pengurus NU, sesuai hirarkhis dan tingkatan untuk menjaga marwah syuriyah sebagai institusi tertinggi di lingkungan NU, baik secara jam’iyah dan jama’ah. Kalau ada masalah harus dibicarakan internal dan harus dilakukan tabayun. Untuk itu NU sudah punya mekanismenya.

Gus Fahrur juga menyayangkan jika seandainya NU tidak ikut ambil bagian dalam POP meski telah dibuka ruang komunikasi oleh Mendikbud. Karena dalam situasi seperti saat ini sekolah-sekolah NU sangat membutuhkan kerja sama dan bantuan semua pihak yang berkompeten terutama dari pemerintah.

“Fakta di daerah masih sangat banyak lembaga pendidikan yang membutuhkan bantuan perbaikan sarana prasarana dan kebijakan strategis yang peduli terhadap kemajuan pendidikan masyarakat, khususnya sekolah swasta yang mungkin pola pemikirannya berbeda dengan elit di Jakarta, termasuk sekolah di Pesantren-pesantren yang perlu dukungan pemerintah,” ujar Gus Fahrur.

Gus Fahrur yang juga Wakil Ketua PWNU Jawa Timur ini mengatakan Program POP Kemendikbud, harus diapresiasi sebagai salah satu bentuk niat baik pemerintah dalam penyelenggaraan program pendidikan, dengan melibatkan sebanyak mungkin pihak, termasuk organisasi keagamaan seperti NU.

“Memang perlu revisi dan perlu perbaikan, juga perlu ada saran serta kritik membangun untuk perbaikan. Dan itu saya lihat sudah nampak dari pernyataan Gus Yahya, menterinya juga sudah memiliki kemauan untuk berbenah,” ujar Gus Fahrur.

“Terus mau minta apa lagi? Mundur dari POP saya kira bukanlah solusi yang ideal di tengah situasi saat ini di mana sekolah-sekolah NU banyak membutuhkan bantuan, demi tetap terjaganya kualitas kegiatan pendidikan dan terpenuhi hak-hak masyarakat dalam mendapatkan pendidikan, berkualitas,” kata Gus Fahrur. (d/2)

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *