Komnas Haji dan Umrah Desak Presiden Tunda Pengiriman Jemaah Haji 2020

JakartaDetakpos-Ketua Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siroj mendorong agar Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Agama segera mengambil kebijakan tegas menunda pengiriman misi haji Indonesia tahun 2020.

Pasalnya, menurut Mustolih, pandemi Covid-19 masih menjadi gejala global dan belum ada tanda-tanda kapan akan berakhir, termasuk di Indonesia maupun di negara tuan rumah, Arab Saudi.

Hingga memasuki bulan Syawal 1441 H,atau akhir Mei 2020, lanjut dia, pemerintah belum memastikan kebijakan haji, apakah akan tetap memberangkatkan misi haji Indonesia seperti tahun-tahun sebelumnya atau menunda (meniadakan) karena masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah kerajaan Arab Saudi.

Hingga sekarang Arab Saudi juga belu memastikan penyelenggaraan musim haji 2020 yang sedianya akan digelar pada akhir Juli mendatang. Adapun jadwal pemberangkatan (penerbangan) keloter pertama jemaah haji Indonesia sudah harus take off 26 Juni.

“Dengan waktu semakin mendesak dan mepet, sejumlah pihak khususnya jemaah haji gelisah. Pemerintah Arab Saudi saat ini masih berjibaku melawan pandemi virus Coviid- 19 yang masih mewabah,”ungkap Mustolih dalam siaran pers di Jakarta, Senin(25/5).

Ketidakpastian tersebut, menurut dia, berimbas kepada persiapan Kementerian Agama sebagai leading sector penyelenggara ibadah haji. Berbagai persiapan yang seharusnya telah selesai atau sudah dalam proses belum bisa dijalankan. Adapula yang sudah dijalankan tapi tidak optimal sebagaimana dalam ‘kondisi normal’ sebelum Covid-19 merebak.

Sebut saja manasik (pelatihan tata cara ibadah) bagi jemaah, penyiapan dokumen paspor dan visa, koordinasi panitia pusat dan daerah dan pembekalan petugas menjadi tidak maksimal.

“Bahkan untuk kontrak-kontrak pemenuhan berbagai kebutuhan di Arab Saudi seperti pemondokan, pengadaan katering dan transportasi belum bisa dijalankan.

Musababnya pemerintah Arab Saudi sendiri meminta semua negara pengirim misi haji untuk menunda kontrak-kontrak bisnis terkait agenda haji, maklumat tersebut sampai sekarang belum dicabut. Padahal penyelenggaraan haji makin dekat dan sudah di depan mata.

Bila ternyata penyelenggaran ibadah haji tetap dilaksanakan dikhawatirkan Kemenag tidak memiliki waktu yang cukup, sehingga persiapan tidak matang karena buru-buru, hal mana bisa berakibat fatal karena layanan tidak optimal.

“Dengan situasi tersebut maka sangat sulit mewujudkan kegiatan haji yang ideal.”

Merujuk pada jadwal penyelenggaraan haji tahun-tahun sebelumnya, memasuki bulan Syawal biasanya berbagai persiapan kebutuhan dan keperluan yang fundamental biasanya sudah mampu diselesaikan oleh Kemenag.

Setelah idul fitri (lebaran) tinggal malakukan finalisasi persiapan-persiapan teknis, petuggas di negara Arab Saudi siap menyambut kedatangan jemaah. (d/2)

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *