Perhutani Ngawi Belajar Minyak Kayu Putih di PMKP Tobo Padangan

BojonegoroDetakpos – Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi, Jawa Timur, belajar proses pengolahan minyak kayu putih di Pengolahan Minyak Kayu Putih (PMKP) Ngudi Makmur BKPH Tobo, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Padangan, Bojonegoro, Sabtu (20/7).

“Kami ingin tahu dan belajar melihat proses serta cara pengolahan kayu putih, karena PMKP ini sudah bisa memproses dan memproduksi hasil minyak kayu putih dan kualitasnya cukup bagus,” kata Kasi Kelola SDH KPH Ngawi Tamin di Padangan yang diterima Asper BKPH Tobo Supriyono.

Ia datang ke lokasi pabrik pengolahan minyak kayu putih di deerah setempat bersama rombongan dari jajaran KPH Ngawi, antara lain, Asper, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), KRPH, dan BKPH Begal.

Pada kesempatan itu, Asper BKPH Tobo, KPH Padangan,  Supriyono menyebutkan bahwa luas tanaman kayu putih ( melaleuca leuca dendron ) yang masuk wilayah PMKP Ngudi Makmur 190,7 hektare merupakan tanaman sejak 2016 dengan target produksi daun 195 ton/tahun.

“Estimasi pendapatan minyak 1,6 ton minyak kayu putih, ” katanya.

Pabrik pengolahan minyak kayu putih di Desa Kubiran, Kecamatan Purwosari itu, dengan kapasitas produksi 3 ton/hari.

Rombongan KPH Ngawi di Pabrik Pengolahan Minyak Kayu Putih di Tobo, KPH Padangan, Bojonegoro. (Istimewa/19)

Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron) merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil).

Minyak diekstrak (biasanya disuling dengan uap) terutama dari daun dan rantingnya. Namanya diambil dari warna batangnya yang memang putih.

Tumbuhan ini terutama tumbuh baik di Indonesia bagian timur dan Australia bagian utara, namun demikian dapat pula diusahakan di daerah-daerah lain yang memiliki musim kemarau yang jelas.

Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang yang berdekatan dengan pohon ini akan dapat membauinya dari jarak yang cukup jauh.

Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat diusahakan dalam bentuk hutan usaha (agroforestri). Perhutani memiliki beberapa hutan kayu putih untuk memproduksinya.

Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan biasa dipakai sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain (seperti minyak telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga lain. (*)

Sumber: Wahyu Setiawan
Editor: Redaksi/Agus S

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *