Cinta

Jakarta – Detakpos- Saat peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni lalu, banyak pihak ramai-ramai mengusung slogan “Saya Indonesia, Saya Pancasila” dalam identitas akun-akun media sosial yang dimiliki. Masyarakat terkesan euforia dengan slogan, namun kurang variasi dalam aksi nyata mewujudkan slogan tersebut dalam keseharian.

 

Salah satu pihak sebenarnya yang lebih lebih layak mengusung slogan karena kiprah nyata adalah “Jajan Story”.

 

Mengapa? Usaha kuliner Jajan Story yang dirintis Wulandari sejak Januari 2017, tak hanya untuk bisnis semata, melainkan juga membangkitkan kembali kecintaan masyarakat kepada produk jajanan khas Indonesia dari berbagai daerah.Untuk mewujadkan tekad tersebut, manajemen Jajan Story melakukan kurasi terhadap berbagai UMKM produsen jajanan tradisional dari berbagai daerah, sehingga produsen jajanan yang menjadi mitra Jajan Story benar-benar tidak menggunakan bahan pengawet dan hanya menggunakan pewarna yang memang diperuntukkan buat makanan. “Karena itu kami berani menyebut produk Jajan Story sebagai The Finest Indonesian Snack,” ujar Wulandari.Mimpi besar Wulandari, suatu saat nanti masyarakat akan antri membeli jajanan khas Indonesia produk Jajan Story.

 

“Insya Allah 2-3 bulan ke depan, kita bisa me-launching gerai Jajan Story,” tekad  Wulandari. Sampai saat ini Jajan Story memang baru melayani order pesanan.Selain kualitas produk jajanan yang berkualitas, brand Jajan Story dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa setiap jajanan memiliki cerita tersendiri, baik terkait produk maupun produsennya.“Rasa jajanan yang nikmat ditambah cerita kehidupan pembuatnya diharapkan bisa menyentuh psikologi konsumen untuk lebih menggemarinya,” jelas Wulandari.Selanjutnya agar kemasannya lebih menarik, Wulandari menggandeng Arif Satria menjadi designer kemasan Jajan Story.“Dengan kemasan yang unik, akan menarik perhatian konsumen untuk membeli,” ungkap Arif Satria saat acara silaturahim dan buka bersama dengan para mitra produsen.

 

Beberapa kombinasi terobosan tersebut, membuat Wulandari yakin, makanan khas Indonesia dari berbagai daerah, seperti: awug-awug dari Jawa, kue timpan dari Aceh, kue lumpang dari Palembang atau Jambi dan lain-lain, akan bisa merajai pasar jajanan di Indonesia.Bagi yang di masa orde baru pernah mengikuti Penataran P4, tentu masih ingat salah satu butir pengamalan sila kelima dari Pancasila, yaitu “Menghargai hasil karya orang lain.” Karena itu langkah Jajan Story menggandeng mitra produsen jajanan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia untuk membangun jaringan sukses bersama, merupakan salah satu bentuk perwujudan pengamalan Pancasila.

 

Mereka yang gencar mengusung slogan “Saya Indonesia, Saya Pancasila” pastinya akan cepat nyambung dengan produk Jajan Story, lalu menjadikannya sebagai pilihan utama jajanannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga.(d2/detakpos).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *