Enam Bulan di 2017 DBH Migas Dipotong Rp 270 Milliar

BojonegoroDetakpos-Dana Bagi Hasil Minyak (DBH Migas) bagian Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur sudah dipotong sebesar Rp 270 milliar sampai dengan triwulan kedua ini.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pendapatan Daerah Herry Sudjarwo kepada detakposcom. Dia menjelaskan  bahwa pemotongan yang dilakukan selama dua tahap oleh pemerintah pusat. ‘’Dua tahap pemotongan yang dilakukan pemerintah pusat,’’ katanya.

Herry kemudian menjelaskan pemotongan pertama pada triwulan I lalu dengan jumlah Rp 147 milliar. Sementara pemotongan kedua dilakukan pada triwulan selanjutnya atau triwulan kedua sebesar Rp 123 milliar. ‘’Kalau ditotal sebesar Rp 170  milliar,’’ jelasnya.

Pria yang pernah menjabat kepala Badan Kepegawaian Daerah itu menuturkan pemotongan itu sendiri dilakukan karena pada 2015 terdapat lebih salur DBH migas. Di mana menurut dia lebih salur sendiri mencapai Rp 163 miliar pada tahun tersebut. ‘’Itu yang tahun 2015 lalu,’’ tuturnya.

Sementara tahun 2016, dia menjelaskan pemerintah pusat juga menganggap Bojonegoro mengalami lebih salur DBH Migas mencapai Rp 549 Milliar. ‘’Itulah yang memberatkan keuangan saat ini,’’ ungkapnya.

Meski demikian Pemkab melalui Bupati Bojonegoro, lanjut Herry sudah mengirimkan surat ke pemerintah pusat. Di mana lebih salur dimohonkan dibayar selama lima tahun. ‘’Dan disetujui diabayar selama tiga tahun meski belum ditetapkan besarannya pemotongan tiap tahun,’’ tegasnya.

Tahun ini  pihaknya mentargetkan pendapatan dari DBH Migas sebesar Rp 750 milliar. Sampai dengan akhir Juli lalu dia menuturkan target tersebut sudah terealisasi sebesar Rp 349 milliar lebih. ‘’Kami mash belum tahu berapa dana transfer DBH Migas yang akan kami terima pada triwulan ketiga,’’ tuturnya.

Yang jelas angka Rp 750 milliar target tahun ini cukup berat untuk dicapai. Hal ini tambah dia karena masih ada pemotongan akibat lebih salur yang dikenakan oleh pemerintah pusat. ‘’Ironis memang DBH yang kita terima tahun ini disaat produksi migas Bojonegoro mencapai  25 persen dari produksi nasional,’’ jelasnya.

Produksi minyak Bojonegoro sendiri saat ini mencapai 200 ribu barel lebih setiap harinya. Di mana Blok Cepu dengan lapangan Banyuurip mencapai produksi puncak sebesar 200 ribu barel lebih. Sementara dari Blok Tuban dengan Lapangan Sukowati sendiri memberikan kontribusi minyak lebih dari 10 ribu barel minya per hari. Belum lagu produksi dari sumur tua di wilayah Bojonegoro. Sedangkan target produksi nasional minyak mentah tahun ini sekitar 820 ribu barel setipa harinya. (d4/detakpos)


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *