Kelola Produk Turunan JTB, DPRD Minta PEPC Libatkan PT BBS

JakartaDetakpos-Komisi A DPRD Bojonegoro, Jawa Timur, meminta produk turunan yang dihasilkan dalam eksploitasi gas di Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru atau JTB di Bojonegoro bisa melibatkan BUMD untuk menunjang perekonomian daerah.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi A DPRD Bojonegoro Sugeng Hari Anggoro saat bertemu jajaran petinggi Pertamina EP Cepu sebagai pengelola JTB.

Pertemuan itu sendiri dilakukan di Kantor PEPC Gedung Patra Jasa Jakarta.

Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan menerima langsung kunjungan Komisi A didampingi GM Project JTB Bob Wikan dan sejumlah Pejabat PEPC lainnya.

“Ada beberapa produk turunan yang dihasilkan dalam pengelolaan JTB ini,” kata Direktur PEPC Jamsaton Nababan.

Dia menjelaskan produk turunan itu antara lain gas CO2, juga Asam Sulfat Cair. Produk turunan itu lanjut dia akan terproduksi bersama dengan produksi gas JTB.

“Kami berharap BUMD dalam hal ini PT Bojonegoro Bangun Sarana atau BBS bisa dilibatkan,” kata Ketua Komisi A Sugeng Hari Anggoro.

Dia menuturkan dari hasil pembahasan di DPRD PT BBS ikut maju untuk bisa mendapatkan hak mengelola Asam Sulfat Cair.

“ Ini penting untuk menunjang perekonomian daerah dengan mendorong keterlibatan BUMD,” tambah Sekretaris Komisi A DPRD Bojonegoro Donny Bayu Setiawan.

Dia menjelaskan, hal ini sejalan dengan usaha Pemkab untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah atau PAD yang salah satunya disumbangkan oleh BUMD.

“Saat ini kami masih menyelesaikan perhitungan teknis enggineering-nya,” jawab Jamsaton.

Dia menyatakan, jika perhitungan sudah selesai maka dirinya akan menyatakan tidak masalah melibatkan BUMD asalakan secara teknis BUMD juga siap.

“Kami siap membantu PEPC untuk membangun penampung tambahan di sekitar lokasi JTB,” kata Direktur PT BBS Tonny Ade Irawan yang ikut dalam pertemuan tersebut.

Bahkan jika saat ini sudah disetujui PEPC dia nenyatakan pihaaknya akan segera melakukan pembebasan lahan dan pembangunan fasilitas penampung.

“Jadi saat JTB Berproduksi fasilitas pendukung kami untuk penyimpaban asam sulfat cair juga siap karena untuk membebaskan lahan dan membangun fasilitas juga perlu waktu,” ungkapnya. (d/5)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *