Pewarta: Jarwati
Bojonegoro–Detakpos-Pembuatan ruang terbuka hijau yang dilakukan oleh Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL), di sekitar lokasi eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi (migas) di Lapangan Banyuurip, sampai akhir tahun 2017, belum ada sepuluh persen.
Padahal dalam analisa dampak lingkungan (Amdal), operator harus membuat ruang terbuka hijau hingga 20 persen.
Kepala Dinas Lingkung Hidup (DLH), Nurul Azizah mengatakan, pembuatan ruang terbuka hijau yang sudah tertera dalam Amdal oleh operator lapangan Banyuurip belum dilaksanakan secara keseluruhan.
”Ketika ditanya EMCL selalu menjawab sama, yaitu sudah tercafer dalam program perusahaan,”ujar dia.
Dari jawaban yang diberikan perusahaan tersebut, pihak DLH tidak mendapatkan kepastian jawaban. ”Tahun berapa mereka akan menyelesaikan pembuatan ruang terbuka hijau, sesuai dengan isi dalam Amdal, ” kata Nurul.
Untuk sekarang ini, menurut dia, pembuatan ruang terbuka hijau di sana belum mencapai sepuluh persen dari komitmen yang dibuat di Amdal. Sehingga belum memenuhi standart RTH Publik.
“Untuk Amdal EMCL ada perubahan lagi, sebab bergabung dengan Kedungkeris, dan ada pemasangan pipa gas yang disalurkan. Sebab nantinya mereka juga akan melakukan eksplorasi dan eksploitasi di sana, ” terang dia.
Sementara itu, juru bicara EMCL Rexy Mawardijaya mengeklaim, kalau selama ini mereka selaku operator migas di lapangan Banyuurip sudah melaksanakan kewajiban dengan membuat ruang terbuka hijau.
Meskipun belum sampai dengan dua puluh persen. Tetapi akan terus dilaksanakan penanaman pohon.
“Kami sudah menanam pohon mencapai puluhan ribu, baik di dalam lokasi banyuurip maupun di luar lokasi. Karena itu, merupakan tanggung jawab yang harus kami laksanakan. Ke depannya, kami juga akan melakukan penanaman pohon lagi, ” jelas Rexy.
Ketika ditanya mengenai sudah berapa persen pembuatan ruang terbuka hijau. Dia mengaku jika ada dalam dokumen yang dimiliki oleh perusahaan, dan dirinya tidak hapal.
