Terkuak DBH Migas 2O20 Tembus Rp 2,6 Triliun

BojonegoroDetakpos– Terkuak besaran dana bagi hasil (DBH) Migas Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, 2020 lebih besar dari 2019, atau Rp 2,6 triliun.

Anggota DPRD Bojonegoro, Lasuri mendesak Kemenkeu memasukkan DBH migas tersebut ke Anggaran Pendapat Belanja Daerah- APBD 2020, tidak pada perubahan anggaran, karena berpotensi menjadi Sisa lebih anggaran (Silpa), lantaran kecil kemungkinan bisa terserap.

Keterangan itu, menurut Lasuri, diperoleh dari Kementerian ESDM yang memdapatkan laporan dari Kemenkeu, bahwa besaran DBH migas Bojonegoro untuk tahun 2020 lebih tinggi dibanding 2019, yaitu akan tembus di angka 2,6 triliun.

Tetapi, lanjut politisi PAN ini, di APBN 2020, baru dimasukkan sekitar Rp 954 miliar.

“Artinya, sisanya bisa dimungkinkan masuk skema kurang bayar,”ungkap Lasuri dihubungi Selasa (7/10).

Pihaknya, kata Lasuri telah bertemu dengan pihak Kemen ESDM. Tujuannya ingin memastikan besaran lifting dan harga minyak di 2019 dan prognosa migas 2020.

“Tadi diberi penjelasan detail bahwa prognosa lifting migas Bojonegoro masih sangat tinggi, bahkan bisa dikatakan sangat tinggi,”tutur Lasuri.

Untuk proyeksi migas Kabupaten Bojoneoro pada tahun 2020, juga sama masih yang tertinggi

” Terkait besaran DBH migas kan memang itu kewenangan Kemenkeu yang menyalurkan,”tambah dia.

“Bisa saja dimasukkan kekurangannya di APBN Perubahan 2020
Kita tadi protes sebaiknya skema yang dijalankan 2020 diubah, kalau skema itu besar di P-APBD tidak akan bisa terserap karena sangat sempit waktunya.

“Kejadian itu bisa seperti tahun 2018 mbendol/besar di belakang. Itu menurut saya skema tidak normal, karena akan jadi silpa pada akhirnya,”tutur dia.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), I Nyoman Sudana mengatakan, seluruh perencanaan pembangunan untuk tahun 2020 terkena efek akibat anjloknya DBH Migas. Penurunan yang diperoleh Bojonegoro mencapai Rp 1,2 trrilliun.

“Informasi yang kami terima untuk pendapatan Bojonegoro dari sektor DBH Migas tahun depan hanya berkisar Rp 900 milyar lebih. Jauh apabila dibandingkan dengan pendapatan tahun ini dan tahun 2018,” kata Nyoman.(d/2)

Editor: AAdib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *