Industri Rokok Jangan  Dilarang Sponsori Olahraga

 Jakarta-Detakpos-Anggota Komisi X DPR RI Adrianus Asia Sidot mengakui bahwa rokok merusak kesehatan. Tapi komitmen memajukan dunia olahraga nasional harus oleh perusahaan rokok perlu dihargai.

Saat ini sulit mencari sponsorship event olahraga atau mencari sponsor utama untuk klub olahraga di Tanah Air.

Mestinya persoalan kesehatan pada rokok dan komitmen industri mensponsori olahraga harus dibedakan. Demikian disampaikan Adrianus Asia Sidot saat di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Selasa, lalu.

“Rokok memang merusak kesehatan. Lalu apakah tidak layak menjadi sponsor olahraga. Di Indonesia justru perusahaan-perusahaan rokok yang menjadi sponsor utama. Mana ada perusahaan kayu dan tambang mau jadi sponsor utama.”

 Politisi Partai Golkar ini, memberi contoh konkret bagaimana PT. Djarum aktif mensponsori dunia bulutangkis nasional dengan menggelar ajang pencarian bakat para pebulutangkis belia.

“Kalau bukan Djarum yang membina bulutangkis kita, enggak ada juara Olimpiade dan All England dari Indonesia. Pisahkanlah antara rokok sebagai barang yang merusak kesehatan dengan komitmen mereka untuk membangun olahraga nasional,” tegasnya.

Membangun olahraga nasional, sambung mantan Bupati Landak, Kalimantan Barat ini, sama juga dengan membangun SDM Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas. Ironisnya, justru perusahaan-perusahaan rokoklah yang peduli mensponsori olahraga nasional.

“Perlu pembicaraan kembali soal boleh tidaknya perusahaan rokok mensponsori olahraga nasional, mengingat alokasi anggaran pemerintah pusat dan daerah sangat minim untuk pembinaan olahraga.”

 “Kalau kita tunduk pada seruan LSM-LSM internasional mengenai larangan peurusahaan rokok jadi sponsorship karena alasan kesehatan, sebetulnya bisa kita bicarakan lagi.”

Olahraga nasional hidup dari situ dan kalau dihentikan imbasnya sampai ke daerah,” ungkapnya.

Ia pernah mencari sponsor ke perusahaan perbankan, kontraktor, perkebunan, dan pertambangan, ternyata sulit. Kalau pun ikut membantu, itu hanya sekadarnya. Perusahaan-perusahan tersebut merasa belum bertanggung jawab atas pembinaan olahraga.

“Padahal, kalau mau membangun SDM yang sehat, kuat, dan cerdas, bidang olahraga tidak bisa kita lupakan. Olahraga memegang peran penting, sama pentingnya dengan infrastruktur, pangan, dan sektor lain. Olahraga harus mendapat perhatian yang seimbang dari pemerintah pusat sampai daerah,” tutup Adrianus.

Sumber:parlementaria
Editor. : A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *