Menunggu Kiprah Persibo

Oleh: A Adib Hambali *

PERSIBO Bojonegoro secara resmi akan ikut berlaga di Kompetisi Liga 3 Regional Jawa Timur. Kick off
diperkirakan akan dilakukan pada minggu kedua September 2022.

Kepastian mengikuti laga diperoleh setelah management dua tim mendaftarkan ke Asprov PSSI Jawa Timur di hari terakhir pendaftaran, 2 Agustus lalu.

Seperti tahun tahun sebelumnya, penggemar Persibo berharap tim kesayangan warga Bojonegoro ini bisa lolos dari liga kasta terendah ini dan naik ke Liga 2.

Pelatih Persibo Bojonegoro Masdra Nurriza optimistis dengan target mengentaskan tim kebanggaan wong jonegoro ini dari Liga 3, meski waktu persiapan mepet dengan dimulainya putaran regional Jatim pada bulan depan.

“Kepastian kick off Liga 3 memang masih blm menemui titik terang dari federasi, namun info yg beredar minggu kedua September,”tutur Masdra Nurriza dihubungi Kamis, (4/8/2022).

Mantan pelatih Persekap Pasuruan membuat program membentuk tim yang siap menghadapi laga di kompetisi yang tangguh dan siap bertanding. Untuk membentuk tim yang baik, perlu pemain yang memiliki skill, baik secara individu maupun dalam kerja sama tim di semua lini.

Pembentukan tim skuad laskar Angleng Darmo dilakukan dengan program terukur, mulai seleksi kebutuhan pemain, pembentukan formasi, kerja sama tim hingga pembentukan karakter permainan hingga porsi latihan fisik yang memadai untuk menghadapi kompetisi yang panjang.

“Strateginya kita tarik mundur waktu kick off hingga seksrang,
Kita susun periodesasi programnya, dan menentukan prioritas program,”turut Masdra Nurriza

Tidak berlebihan beban berat ini dibebankan pada pelatih yang telah malang melintang di dunia sepakbola, mulai sebagai asisten sejumlah klub di liga 1 dan lebih banyak berkecimpung ke pembinaan usia dini.

Dia juga menjadi talent scouting Asprov PSSI Jatim di porprov. Sebelumnya juga pernah menjadi oficial PS Barito Putra, dan Assistant Coach PS Sleman; Divisi Utama LPI; 2012.

Dari segi pengalaman pelatih ini tidak perlu diragukan. Bahkan
Masdra Nurriza sempat diperebutkan untuk melatih tim di Jember, Tuban dan Bojonegoro. Dia memilih melatih skuad di tanah kelahiran Bojonegoro meski tawaran saleri di luar Bojonegoro lebih besar.

Management dan Dana

Banyak faktor menentukan keberhasilan tim selain pelatih. Yang perlu dicermati kali ini adalah figur yang menangani yaitu Manager Persibo Bojonegoro Sally Atyasasmi. Sementara politisi Partai Gerindra ini juga Ketua Komite Eksekutif Askap PSSI yang mengelola Bojonegoro.FC.

Ketika dua tim ini dikelola terpisah, selama ini prestasi Persibo dan Bojonegoro FC tidak mampu lolos ke putaran nasional, selalu gagal di tingkat regional. Belum lagi tugas sebagai anggota DPRD Bojonegoro. Fokus Selly akan terpecah dengan tugas sebagai Ketua Komisi B dan Ketua Fraksi Gerindra.

Untuk jawaban permasalahan ini kita tetap berprasangka baik, muda mudahan Selly tidak kehilangan fokus. Sayang ketika dihubungi via WA, dia tidak menjawab. Yang penting kewajiban konfirmasi sudah gugur.

Masalah pendanaan juga masih menjadi masalah klasik Persibo selama ini. Sebagai klub profesional, tim ini tidak lagi bisa mendapat dana dari APBD. Sementara kabar dana sponsor SKK Migas tidak ada kabar lanjutan. Sebagai BUMN, SKK Migas menurut aturan tidak bisa mengucurkan dana untuk kegiatan Persibo. Paling banter bisa menyisihkan sebagian dana CSR, namun jumlahnya pun tidak terlalu signifikan.

Dana dari supporter lewat penjualan tiket, masih dipertanyakan apakah masih kompak seperti dulu, menyusul polemik dengan pihak management yang gagal membawa Persibo ke Liga 2 musim lalu. Dana Askab PSSI dari KONI untuk Bojonegoro FC, ada informasi sudah digunakan untuk Porprov belum lama ini.

Sejak dulu muncul saran jika Persibo ingin lolos ke liga 2, mestinya merekrut pemain yang berlaga di liga 2, setidaknya kualifikasi pemain sama. Untuk merekrut talenta bola seperti ini perlu dana lebih besar ketimbang merekrut pemain tingkat liga 3, apalagi tingkat lokal.

Ibaratnya “jauh panggang dari api” alias masih sulit diharapkan. Penggemar bola di Bojonegoro pun jangan terlalu berharap banyak. Bersyukur tidak absen di kompetisi ini. Ekspektasi berlebihan bisa menyebabkan kecewa berat. Namun sebaiknya tetap berpegang filosofi ” Bola itu bundar”. Sekecil apapun peluang untuk bisa mengentaskan Persibo dari Liga 3 tetap terbukam Amin. (*)

Redaktur Senior detakposcom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *