Ngeri-Ngeri Sedap PPDB 2019 (bag 1)

Ngeri-Ngeri Sedap PPDB 2019 (bag 1)

Oleh : Tonny Ade Irawan (*

PENERIMAAN Peserta Didik Baru atau PPDB tahun 2019 ini sangat jauh berbeda dibandingkan dengan PPDB tahun tahun sebelumnya.

Sebab PPDB tahun ini tidak mengandalkan rangking berdasarkan Nilai Ujian Nasional (NUN) atau bahkan juga tidak mengandalkan rangking tes bakat dan skolastik yang dalam sepuluh tahun ini sering bergantian dalam PPDB.

Tahun ini yang diberlakukan adalah sistem zonasi atau wilayah yang patokan untuk diterima adalah jarak rumah dari sekolah yang dituju.

Cukup mengejutkan memang PPDB tahun ini bagi siswa yang akan meneruskan ke jenjang SMP atau SMA Negeri. Kecuali bagi mereka yang ingin melanjutkan ke SMK hal ini memang tidak berlaku. Tapi orang tua juga harus gelagapan dengan sistim baru yang diterapkan secara nasional.

Saya bisa memaklumi kekecawaan siswa karena jerih payah mereka untuk hasil terbaik ujian nasional hanya untuk mengugurkan syarat saja. Apalagi bagi siswa Sekolah Dasar yang akan melanjutkan ke SMP Negeri.

Apalagi hasil ujian nasional juga bukan syarat kelulusan. Karena sebelumnya mereka berharap dengan NUN tinggi bisa masuk sekolah favorit atau yang diingunkan seperti tahun tahun sebelumnya.

Harapan itu pun pupus karena PPDB menggunakan sistim zonasi. Lupakan cita-cita siswa luar kota yang ingin sekolah di sekolah favorit yang semua ada di kota karena jarak yang tak bersahabat.

Belum lagi orang tua siswa yang cukup kaget dengan perubahan inj. Sejak awal zonasi para orang tua yang penuh semangat ini tak pernah menyangka sistem ini akan membuat mereka deg-degan jauh lebih deg-degan jika menggunakaan PPDB seperti tahun-tahun sebelumnya. Bisa diistilahkan bagi mereka PPDB tahun ini ngeri-ngeri sedap karena menguras energi pikiran dan emosi.

Sejak awal para orang tua ini harus mendownload salah satu fasilitas program di handphone mereka berupa open camera. Di mana setiap siswa diharuskan berfoto di depan rumah dengan fasilitas program open camera. Hasilnya adalah foto siswa dan rumah yang kemudian muncul juga titik koordinat lokasi rumah. Yang kemudian hasilnya di cetak dan dijadikan syarart pendaftaram di sekolah yang dituju. Tentu saja harus disahkan oleh kepala sekolah.

Dari sini orang tua masih banyak.yang tenang karena belum tahu apa yang terjadi. Kegelisahan dan keributan hati orang tua dan siswa mulai terjadi ketika pendaftaran dimulai Senin 27 Mei 2019 lalu. Usai mendaftar dan melihat posisi atau rangking anaknya di sekolah yang dituju terus melorot karena kalah dengan siswa yang rumahnya lebih dekat. Banyak diantara orang tua yang tambah ngeri.

Namun tak sedikit pula yang merasakan sedap. Sebab rangking diterimanya sang anak ditentukan jarak berdasarkan koordinat rumah ke sekolah yang dituju.

Banyak harapan yang musnah karena untuk masuk sekolah favorit harus terhenti karena jarak rumah yang cukup jauh sehingga harus terlempar ke sekokah pilihan kedua.

Bahkan banyak pula yang tanpa perhitungan akibat tidak paham sistem zonasi dari tiga pilihan sekokah harus terlempar dan tidak diterima ketiga-tiganya.

Dan harapan mereka yang tersisa hanyalah sekolah di swasta. Karena untuk mendaftar lagi tidak bisa akibat ditolak sistem karena sebelumnya sudah terdaftar.

Sementara ada juga yang merasa senang meski kemapuan pas-pasan dan sejak awal tidak pernah berpikir masuk sekolah favorit seperti ketiban durian runtuh. Karena jarak sekolah favorit yang dekat besar harapan mereka bisa diterima disekolah favorit.

Tentu saja sistem zonasi ini telah menjadi kejutan tersendiri di PPDB tahun ini. Dan tentu saja menjadi pergumulan emosi, energi dan pikiran bagi siswa dan orang tua siswa. Mereka dipaksa dengan sistem PPDB yang jauh dari pikiran dan pengalaman tahun-tahun sebelumnya.

Jarak yang digunakan sebagai patokan pun juga harus dicocokan dengan alamat pada Kartu Keluarga (KK) yang harus ditunjukkan saat mendaftar.

Hari ini jumat 31 Mei 2019 pendaftaran bagi siswa SD yang akan melanjutkan SMP Negeri akan ditutup. Dan ngeri ngeri sedap akan berganti dengan kebahagian bagi mereka yang diterima atau penyesalan bagi mereka yang tidak diterima di sekolah yang dituju karena jarak.

Sistim rangkin penerimaan akan berhenti pada penutupan pendaftaran Jumat 31 Mei 2019 pukul.14.00 WIB. Sekali lagi jaraklah yang menentukan untuk bagian PPDB saat ini. (Bersambung)

* Penulis adalah pemerhati masalah sosial

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *