Santri, Sang Pejuang Sejati

Oleh Kang Yoto (*)

SUDAH sepatutnya para santri bangga, bahwa kiprahnya dalam sejarah merebut kemerdekaan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah. Tanggal 22 Oktober dijadikan sebagai hari nasional. Belum lama juga diselenggarakan pekan olah raga santri.

Karena itu mari kita jadikan pengakuan ini sebagai modal untuk terus berkiprah dalam pembangunan bangsa Indonesia. Harus kita akui bahwa perjuangan mewujudkan hal hal yang positif, atau amar makruf, mewujudkan daya saing bangsa sama beratnya atau bahkan lebih berat dbanding dengan perjuangan melawan kemungkaran atau mahi mungkar.

Perang melawan kebodohan, kemiskinan, akhlaq tercela, keterbelakangan, dan ketidakpercayaan diri bisa jadi memerlukan tenaga, strategi dan modal yang lebih besar dibanding dengan melawan penjajah di masa lampau.

Karena itu dalam kesempatan hari santri mari bersama sama kita perkuat tekad untuk menjadi pemain inti dalam panggung sejarah nasional bahkan panggung sejarah dunia.

Mari kita benar benar bebaskan diri kita dari belenggu diri yang menghalangi kita untuk memahami dan memasuki panggung dunia yang lebih luas
Juga perkuatlah kompetensi diri. Setiap perang memerlukan senjata unggulan sesuai zaman dan lokasinya masing masing. Demikian juga kiprah dalam era pertarungan ekonomi dan budaya pasar bebas seperti saat ini.

Maka teruslah perkuat kompetensi spiritual, kompetensi intelektual, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Selanjutnya, dunia sungguh sedang menanti kiprah mereka yang mampu berkarya secara profesional namun memiliki kedalaman spiritual.

Agenda sustainable development goals seperti: kelaparan, kemiskinan, ketimpangan, peningkatan panas bumi dan ketidak adilan, sekali lagi hanya dapat diselesaikan oleh para profesional yang memiliki kesadaran spiritualitas dan berkiprah dalam usaha menciptakan kesejahtaraan untuk sesama. Inilah kiprah para santri yang ditunggu oleh bangsa dan bahkan umat manusia.

Kemudian mari kita maksimalkan semua potensi yang ada di sekitar kita untuk memperkuat seluruh potensi dan kiprah para santri dalam semua bidang yang ditekuni masing masing, wujudkan manfaat yang lebih besar bagi kehidupan. Fokuslah pada potensi daripada hanya melihat apalagi berkutat pada kekurangan dan kelemahan.

Saya yakin masih banyak hal yang dapat ditambahkan, namun kearifan santri selalu mengajarkan lisanul hal afshohu min lisaanil maqol (perbuatan itu jauh lebih efektif pesannya dibanding dengan perkataan), maka mari kita berbuat positif dan nyata, sekecil apapun, untuk menandai hari santri.
Selamat berkiprah dalam panggung sejarah.

*Penulis Pengajar Unmuh Gresik, mantan Bupati Bojonegoro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *